JAKARTA,CEKLISSATU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara mulai meningkatkan pengawasan terhadap penyebaran virus Nipah dengan fokus pada dua titik utama, yaitu Pelabuhan Tanjungbalai dan Bandara Kualanamu Deliserdang sebagai pintu masuk internasional.

"Kita mendapat surat edaran dari Kemenkes RI terkait antisipasi virus Nipah. Kita sudah berkoordinasi dengan Pelabuhan Tanjungbalai dan Bandara Kualanamu," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Alwi Mujahid, Jumat 29 September 2023.

Menurut Alwi, meski virus Nipah belum terdeteksi di Sumatera Utara, pihaknya tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap wisatawan yang tiba di Sumut sebagai tindakan antisipatif.

"Jadi pengawasannya di pintu masuk Pelabuhan Tanjungbalai dan KNIA ini. Karena virus inikan ditemukan di luar Indonesia. Jadi pendatang diperiksa suhu tubuhnya. Kalau memang mengalami demam, akan diperiksa terlebih dahulu. Jika memang aman, baru boleh masuk. Kalau tidak, akan dikarantina," ujarnya.

Alwi mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar, terutama karena virus Nipah dapat menular melalui kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi, serta melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh virus.

"Imbauannya tetap menjaga kesehatan dengan baik, hidup sehat dan bersih. Jangan mengonsumsi makanan mentah. Kalau ada di tempat keramaian tetap pakai masker. Karena banyak orang udah sakit gak mau pakai masker, jadi kita yang harus pakai masker," tegasnya.

Perlu diketahui, Virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus Nipah yang termasuk dalam genus Henipavirus dan keluarga Paramyxoviridae. Gejala klinis dapat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ringan hingga berat serta ensefalitis yang dapat berakibat fatal.

Pada kasus yang parah, gejala seperti ensefalitis dan kejang bisa muncul, dan dalam 24-48 jam dapat berkembang menjadi koma, akhirnya berujung pada kematian. Penyakit ini pertama kali dilaporkan saat wabah di peternakan babi di desa Sungai Nipah, Malaysia, pada 1998-1999, yang berdampak hingga Singapura.

Kasus pada manusia juga telah terjadi di India, Bangladesh, dan Filipina. Pada 12 September 2023, Pemerintah Kerala, India melaporkan kembali wabah virus Nipah di wilayah Kerala, yang sebelumnya juga dilaporkan pada 2021.

Hingga 18 September 2023, telah terkonfirmasi 6 kasus dengan dua kematian (tingkat kematian 33,33%) yang dilaporkan dari Distrik Kozhikode. Dari 6 kasus yang terkonfirmasi, satu di antaranya adalah tenaga kesehatan dan satu lagi adalah anak-anak.

Pada 19 September 2023, sebanyak 1.286 kontak erat telah diidentifikasi dan sedang dalam pemantauan. Pemerintah India menyatakan bahwa situasi penyakit virus Nipah di India bukan merupakan wabah besar dan terbatas pada dua distrik di Kerala, yaitu Kozhikode dan Malappuram.

Kementerian Kesehatan sebelumnya telah mengimbau pemerintah daerah, kantor kesehatan pelabuhan (KKP), fasilitas pelayanan kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Virus Nipah.

Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan No. HK.02.02/C/4022/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Nipah.