BOGOR, CEKLISSATU- Peternak dan pedagang sapi di Pasar Hewan Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, terancam gulung tikar pasca Idul Adha, Rabu (15/6/2022).


Pasalnya, usahanya dipastikan bakal merosot karena terus dibayang-bayangi oleh PMK yang sampai saat ini belum dapat dikendalikan.

"Pasca Idul Adha, peternak dan pedagang sapi akan menarik diri dari usahanya, karena terus dibayang-bayangi oleh penyakit PMK," ungkap Dedi Ichwansyah salah satu peternak di Jonggol.

Baca Juga : Ketua DPR Desak Percepatan Vaksinasi PMK Hewan Ternak

Karena rasa takut akan PMK tersebut, lanjut Dedy, penyediaan sapi lokal dikemudian hari diperkirakan akan berkurang. 

"Sehingga lebih menguntungkan pihak importir untuk memasok sapi ke Indonesia," lanjutnya. 

Dedy menekankan, Pemerintah harus segera mengambil langkah konkret agar rasa takut peternak sapi tidak meningkat. Salah satunya membentuk tim khusus untuk menanggulangi penyakit pada hewan ternak itu.

"Jangan sampai kepercayaan diri serta rasa takut akan usaha sapi meningkat, hingga akhirnya swasembada sapi tak akan pernah terjadi. Malah kita akan membutuhkan impor daging," ujarnya. 

Baca Juga : Dampak 50 Ekor Sapi di Cianjur Sembuh dari PMK, Harga Daging Naik


Dedy pun meminta analisa dasar pasar penjualan sapi pasca bencana alam di Gunung Merapi tahu 2012 lalu. 

"Pada saat itu semua sapi di wilayah tersebut di jual murah hingga lelang cepat, akibatnya wilayah tersebut kehilangan pembibitan lanjutan, hingga mereka membutuhkan waktu 2-3 tahun utk kembali dalam usaha ternak sapi, coba analisa peristiwa tersebut," kata Dedy. 


Menurut Dedy, dialog serta dukungan legislatif seperti Deddy Mulyadi dan anggota DPR lainnya sangat dibutuhkan guna mencapai skenario ketahanan pangan nasional. 

Baca Juga : Pasar Hewan di Jonggol Uji Coba Buka Selama Sepekan, Pedagang Wajib Patuhi 10 Poin


"Bila perlu ajak tim ahli peternakan dan biro pusat statistik ketahanan pangan Nasional guna membangun skenario ketahanan pangan," lanjutnya. 


Bahkan, peternak sapi di Kecamatan Jonggol ini menduga adanya skenario hitam dalam menghancurkan ketahanan pangan nasional. 


"Yang mungkin akan di mainkan 2024, analisa awal di mulai ramadhan kemarin, yang mana biasanya harga daging Frozen yang berangkat Rp. 45 ribu di tahun 2012, lalu masuk tahun 2016 masuk Rp 65ribu - Rp80ribu, kini harga daging ramadhan kemarin sudah masuk berkisar Rp. 85 ribu hingga Rp. 115 Ribu, lalu berapa harga daging tahun depan ?," pungkasnya.