BOGOR, CEKLISSATU - Angka inflasi di Kota Bogor saat ini tembus di 5,89 persen. Angka tersebut menurun dibanding Oktober 2022 yang berada di angka 5,49 persen.

Meski di November mengalami penurunan, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus melakulan antisipasi mengendalikan tingkat inflasi, salah satunya dengan upaya mengadakan berbagai kegiatan terutama menjelang natal dan tahun baru (nataru), termasuk berkoordinasi secara intensif dengan BPS supaya apa yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor sesuai dengan indikator pengendalian inflasi.

"Dalam rangka pengendalian inflasi, TPID Kota Bogor akan melakukan tujuh kegiatan. Pertama yakni melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) langsung di pasar. Selama ini operasi pasar murah digelar di enam kecamatan bekerjasama dengan DKPP, Dinkukmdagin dan distributor yang menyediakan barang-barang komoditas dengan harga lebih murah dan bisa dibeli masyarakat," ucap Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah pada Kamis, 8 Desember 2022.

Baca Juga : Pemerintahan Pindah ke IKN, Aset di Jakarta Jadi Harta Karun Negara

Menurut Syarifah, di bulan ini OPM akan dilakukan di pasar bekerjasama dengan Perumda Pasar Pakuan Jaya karena pemantauan harga dilakukan di pasar. Jadi sasarannya tidak hanya murah dan bisa dibeli masyarakat, tapi harga barang-barang komoditas di pasar benar-benar murah.

Kegiatan kedua, lanjutnya, yakni melakukan sidak tim gabungan dengan kepolisian dan perangkat daerah. Sidak ini tujuannya untuk memberi shock therapy kepada pedagang agar tidak hanya mementingkan profit. Yakni mengambil kesempatan di natal dan tahun baru sehingga menjual barang dengan harga tinggi atau melakukan penimbunan di beberapa komoditas sehingga harganya menjadi mahal. 

"Faktor ini kami kendalikan dengan sidak. Pada sidak itu kami akan memantau harga sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan pembeli. Kalau ada harga yang lebih tinggi dari dua acuan itu kita telusuri kenapa harganya lebih tinggi, apakah ada penimbunan atau dari distributor atau produsen memang sudah mahal," ungkapnya.

Pemkot Bogor juga melakukan gerakan menanam untuk komoditas-komoditas pangan tertentu sehingga masyarakat bisa memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk menanam cabai dan lainnya supaya tidak ketergantungan pada pasar. 

Selain itu, masih kata Syarifah, pihaknya telah memberikan subsidi transportasi bagi komoditas yang harganya naik, serta memberikan subsidi BBM kepada driver ojol dan padat karya agar masyarakat golongan tertentu tetap mempunyai daya beli.

"Pemerintah Kota Bogor menjalin kerja sama dengan daerah lain. Saat ini Kota Bogor sudah bekerjasama dengan Ciamis dan Sukabumi. Tujuan kerja sama ini untuk mendapatkan komoditas yang harganya lebih murah jika sewaktu-waktu komoditas mengalami kenaikan, bisa mendapatkan barang dari daerah yang berlebih dan harganya murah," katanya.