BOGOR, CEKLISSATU - Anggota DPRD provinsi Jawa Barat dari daerah pemilihan (Dapil) VII Kota Bogor, RM Ibnu Ariebowo Kusomo kembali menemui konsituennya di Kota Bogor dalam reses III masa sidang tahun 2021-2022. 

RM Ibnu Ariebowo yang juga anggota Komisi V DPRD Jabar ini menggelar reses di delapan titik wilayah Kota Bogor, salah satunya di RW 03 Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur pada Rabu, 13 Juli 2022.

Dalam resesnya, politisi dari partai Gerindra ini mengaku banyak menerima aspirasi masyarakat dari soal pembangunan, kesehatan, pendidikan hingga pengangguran. Jadi banyak lapangan pekerjaan atau pekerjaan masyarakat yang hilang karena terdampak pandemi. 

Selain mereka dituntut lebih kreatif menciptakan lapangan kerja, masih kata Ibnu, masyarakat pun tidak akan bisa maju sendiri tanpa dukungan dan bantuan dari pemerintah. "Perlu sedikit perhatian lebih yang bisa mengangkat dan meningkatkan UMKM khususnya di Kota Bogor supaya masyarakat lebih maju dan mandiri," ucapnya.

Beberapa aspirasi lain tentang kesehatan salah satunya kasus stunting yang masih ada di daerah pusat kota. Bahkan, lanjutnya, masih ada aduan warga terkait matinya listrik maupun air seperti di kawasan Sempur. Padahal, seharusnya hal-hal seperti itu tidak terjadi. 

"Artinya masih banyak kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, seharusnya Pemerintah Kota Bogor bisa lebih memperhatikan. Tentu melihat hal-hal seperti itu sangat memprihatinkan. Masih banyak kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi ketika kita terjun langsung melihat dibalik bagusnya jalan-jalan di Kota Bogor dan gemerlapnya lampu," ujarnya.

"Hal-hal kecil seperti itu yang keliatannya biasa aja, padahal sebetulnya tidak bagus. Jadi banyak keprihatinan dari masyarakat Kota Bogor yang harus lebih diperhatikan mengingat Kota Bogor juga penyangga Ibukota sehingga bisa dibilang Kota Bogor merupakan salah satu sisi wajah  dari ibukota negara," sambungnya.

IMG_20220713_165715.jpg
RM Ibnu Ariebowo Kusomo foto bersama warga usai Reses III di wilayah Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. (Taufik/ceklissatu)

Selain itu, kata Ibnu, masih banyak juga kasus pendidikan di Kota Bogor. Misal karena zonasi warga jadi kesusahan mencari sekolah untuk anaknya karena jarak dari rumah tidak sampai ke sekolah negeri. 

"Sedangkan, di wilayah kelurahan tersebut tidak ada sekolah negeri, jadi warga bingung harus kemana anaknya dimasukan sekolah negeri karena sekolah negeri ini gratis. Ada afirmasi sebelum zonasi tetapi afirmasinya sendiri angkanya masih kurang," imbuhnya.

Kendati demikian, Ibnu mengaku, Insyaallah semua aspirasi warga akan menjadi cacatan bagi dirinya untuk dilaporkan ke DPRD dengan harapan bisa membawa banyak bantuan dan program dari provinsi khusus untuk Kota Bogor.

Sebab, kebutuhan warga mayoritas masih sama, pada prinsipnya maintenance dari pemerintah kota banyak sedikit terlantar, kurang diperhatikan. "Jadi butuh perhatian lebih mengingat anggaran Kota Bogor terbatas, jadi memang menurut saya pribadi sangat butuh bantuan dari pemerintah provinsi," katanya.