JAKARTA, CEKLISSATU - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut kalau pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster memiliki banyak manfaat. Namun, penyalurannya masih terbilang minim.

Teten mengatakan KUR Klaster ini baru terserap oleh 1,39 juta debitur. Dengan nilai total yang disalurkan sebesar Rp 4,8 triliun.

"KUR klaster banyak positifnya, KUR klaster memberikan peluang pembiayaan kepada kelompok usaha dengan plafon hingga Rp 500 juta per pelaku usaha," ujarnya dalam Penyerahan KUR Klaster dan Pembiayaan Dana Bergulir, di Istana Negara, Senin 19 Desember 2022.

Salah satu keuntungan KUR klaster bisa diberikan secara berkelompok, terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan begitu, bisa mengurangi potensi kredit macet. Kemudian, turut memudahkan perbankan dalam melakukan pemantauan atau monitoring.

Baca Juga : Kontribusi UMKM RI di Rantai Pasok Global Jauh di Bawah Vietnam

KUR klaster juga memperkuat kemitraan UMKM dengan usaha besar, menempatkan UMKM bagian dari rantai pasok industri, sehingga bisa meningkatkan kemampuan manajemen usaha, meningkatkan kualitas produksi dan meningkatkan kapasitas usahanya, atau naik kelas," sambung Teten.

Teten melihat, penyaluran KUR Klaster sendiri turut menjadi bagian tak terpisahkan guna mengejar target pemberian bantuan pembiayaan ke UMKM. Mengingat, porsi kredit perbankan ditarget sebesar 30 persen dari total pembiayaan.

"Tahun depan KUR akan ditingkatkan menjadi Rp 460 triliun dari tahun ini yang mencapai 373 triliun. Namun demikian masih banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang masih unbankable," kata dia.

"Sesuai dengan kebijakan bapak Presiden, pada 2024 porsi kredit perbaankan diharapkan mencapai 30 persen atau mencapai Rp 1.800 triliun dari saat ini yang baru mencapai 20 persen atau sekitar Rp 1.200 triliun," tambah Teten.