JAKARTA, CEKLISSATU – Presiden Joko Widodo (

Jokowi) mengatakan, ketegangan geopolitik yang terjadi di beberapa negara berimbas pada pertumbuhan ekonomi, hal ini juga turut membuat aktivitas perdagangan melemah.  Hal itu juga membuat kegiatan ekspor Indonesia menurun.

Jokowi mulai was-was, karena penurunan ekspor itu membuat pendapatan pemerintah dari aktivitas perdagangan menurun, yang menyebabkan penerimaan sektor Kepabeanan dan PNBP mulai surut.

"Penerimaan Kepabeanan dan PNBP juga terpengaruh karena harga komoditas yang tidak setinggi tahun lalu," ungkap Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 3 Juli 2023.

Baca Juga : Waspadai Perlambatan Ekonomi Global, Jokowi: Situasi Yang Kita Hadapi Tak Mudah

 Sejak awal tahun ini nilai ekspor Indonesia memang mengalami penurunan. Di bulan Januari 2023 nilai ekspor mencapai US$ 22,31 miliar, turun 6,36% dibanding bulan Desember 2022 yang tercatat sebesar US$ 23,83 miliar, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Di bulan Februari, BPS kembali mencatat nilai ekspor Indonesia turun. Kali ini, nilai ekspor anjlok 4,15% dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi hanya US$ 21,40 miliar. Nilai ekspor sempat mengalami kenaikan pada bulan Maret. Kala itu nilai ekspor tercatat US$ 23,5 miliar. Angka ini naik 9,89% dibandingkan bulan sebelumnya.

Di bulan April, nilai ekspor kembali turun cukup dalam hingga 17,62% dari bulan sebelumnya atau sekitar US$ 19,29 miliar. Meski begitu, pada Mei 2023 nilai ekspor kembali naik cukup signifikan menjadi US$ 21,72 miliar atau sekitar 12,61% dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai yang juga disinggung Jokowi, berdasarkan data Kementerian Keuangan nilainya pun turun 15,64% secara tahunan atau sebesar Rp118,36 triliun per Mei 2023.