BOGOR, CEKLISSATU - Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) melalui PERHUMAS Badan Pengurus Cabang (BPC) Bogor bersama Pusat Unggulan Komunikasi dan Media Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan (Unpak) sukses menyelenggarakan Gelar Wicara yang membahas AMEC untuk Mengukur Kinerja Public Relations (PR) dan Penelitian Mahasiswa pada Sabtu (15/6/2024). 


Wakil Dekan FISIB Unpak, Dr. Muslim menyampaikan bahwa alat ukur dalam berbagai bidang adalah hal yang sangat penting khususnya Ilmu Komunikasi dan Praktik Public Relations. Untuk itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada PERHUMAS yang sudah bersedia berbagi mengenai bagaimana cara mengukur kinerja PR. 


"Ini sangat penting bagi mahasiswa agar semakin luas pemahamannya tentang PR dan Riset bagi mahasiswa. Apalagi untuk mahasiswa yang sedang skripsi," katanya.


Wakil Ketua PERHUMAS BPC Bogor Rio Fatahillah menyampaikan bahwa Gelar Wicara yang diadakan di Universitas Pakuan bukan hanya untuk membuka wawasan mahasiswa dalan penelitian mahasiswa tetapi juga untuk mendukung kegiatan World Public Relations Forum (WPRF) yang akan diadakan di Bali.

Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT Kembali Meletus, Kini Berstatus Level III Siaga


Ketua Panitia yang juga Kepala Pusat Unggulan Komunikasi dan Media FISIB Unpak Dr. Sardi Duryatmo mengungkapkan bahwa saat ini kita hidup di era VUCA )Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) yang penuh ketidakpastian, dan adaptasi adalah kuncinya. Ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Komunikasi juga terus berkembang pesat, dan salah satunya adalah alat ukur AMEC, untuk itu kami hadirkan Ibu Fardila dari BPP PERHUMAS Indonesia yang sudah ahli di bidang AMEC untuk menginspirasi mahasiswa

Dalam Gelar Wicara yang dimoderatori Dosen FISIB Universitas Pakuan Yogaprasta A Nugraha, Narasumber Pertama Dr. Mariana RA Siregar yang juga Ketua PERHUMAS BPC Bogor menyampaikan bahwa riset sangat penting bagi Ilmu Komunikasi untuk mengetahui publik dalam menyusun strategi komunikasi. 


"Mahasiswa dan praktisi komunikasi khususnya kehumasan harus bisa memetakan stakehokders, analisis kebiasaan target market, analisis media, konten dan sentimen. Hal-hal tersebut untuk bisa memberikan kesimpulan dan menyusun rekomendasi hasil riset untuk pengukuran efetivitas, pengembangan strategi dan hubungan stakeholder," kata Narasumber yang juga Dosen Ilmu Komunikasi FISIB Unpak

Sementara, narasumber kedua, Fardila Astari IAPR yang juga Wakil Sekretaris Umum PERHUMAS Indonesia menyampaikan bahwa AMEC adalah alat ukur yang ada pada proses akhir yang didasari oleh Theory of Change. AMEC menyatukan berbagai pandangan menjadi satu standard yang bisa membantu mahasiswa dalam Skripsi, Tesis hingga Disertasi. Fardila yang sudah belasan tahun berkiprah di dunia ilmu komunikasi juga mengingatkan kepada para mahasiswa untuk mengetahui dengan betul Rencana Strategi Organisasi dan Riset adalah kuncinya. 


"Riset dan Analisis Komunikasi adalah hal yang tidak bisa ditawar. Praktisi komunikasi ga bisa berjalan dengan baik bila tidak diawali dan diakhir dengan riset. Mau di perusahaan, konsultan, NGO bahkan kampus, Strategi Humas harus berbasis riset dan AMEC adalah alat pengukuran untuk mengukur keberhasilan strategi komunikasi yang sudah disusun berdasarkan Tujuan yang SMART," jelasnya. 


Fardila Astari juga menambahkan bahwa untuk bisa melakukan AMEC perlu memiliki kemampuan yang komprehensif. AMEC juga mengukur kinerja PR dan Komunikasi dari mulai Output, Outcome hingga Impact. Salah satu contoh mengukurnya adalah coba lihat reputasi perusahaan selama 3 tahun dan lihat hubungannya dengan revenue, meskipun pernah terjadi krisis, apakah memiliki hubungan dengan revenue. Pertanyaan dari mana Anda tahu produk ini dan dari Media mana Anda tahu produk ini, menjadi contoh pertanyaan singkat untuk mengukur sales dan revenue yang berhubungan dengan kerja-kerja komunikasi.