BOGOR, CEKLUSSATU - Buka puasa bersama telah menjadi tradisi tersendiri bagi masyarakat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Dari kelompok lingkungan keluarga, teman sekolah, rekan kerja hingga bohir-bohir pasti sudah menjadwalkan kapan dan dimana akan buka bersama saat menjalankan ibadah puasa ramadan. 

Buka puasa bersama tidak hanya identik dengan silaturahim dan pamer kesuksesan saja, namun juga menjadi ajang kebersamaan dalam kesuksesan setelah menahan dahaga, lapar hingga nafsu selama belasan jam. 

Karena itu, buka bersama selalu dipersiapkan matang-matang, semua rekan dihubungi agar datang dan dipersiapkan berbagai acara agar acara "buka bersama" yang mungkin hanya 20-30 menit bisa terselenggara dengan baik, dan tentunya semua senang.

Baca Juga : Kangkangi UU Pers, Kasubag Dinas Perdagangan TUBA Larang Wartawan Buat Berita


Saya lihat, praktik "buka bersama" ini tengah terjadi meski bukan bulan ramadan, melainkan bulan politik. Tidak bisa dimungkiri, kemenangan Prabowo Subianto melalui Partai Gerindra bersama koalisinya pada pemilihan presiden 14 Februari 2024 lalu juga bisa dikatakan sebagai "Buka Puasa". 


Sudah beberapa kali Prabowo kalah dalam pertarungan pemilihan presiden dan belasan tahun ia harus berpuasa. Menahan dahaga, lapar dan nafsu. Maka, kami menyebutnya buka puasa


Tapi, kita juga tidak boleh lupa bahwa buka puasa itu harus identik dengan kebercukupan, bahkan Rosul mengajarkan kita untuk hanya cukup makan 3 butir kurma dan air minum agar bisa kembali fokus beribadah. Namun, namanya juga manusia, mana kuat menahan dahaga lapar serta nafsu selama belasan jam, dan buka puasa jadi ajang BALAS DENDAM. Apa saja dicoba, apa saja diminum, apa saja dimakan. TAMAK!


Maka, saya juga khawatir Presiden Terpilih akan melaksanakan "buka puasa", entah buka puasa ala Rosul atau ala manusia tamak kita belum tahu meski kita punya harapan demikian. 


Dan yang menarik, tampaknya Gerindra sebagai Partai Pemenang tidak ingin buka puasa sendiri, dia ingin mengajak kader dan partai koalisinya untuk "Buka Puasa Bersama" di Pilkada-Pilkada. Maka tak heran bila Partai Koalisi kini memjadi Gemuk dengan tambahan beberapa partai yang awalnya melawan menjadi bergabung menjadi KOALISI INDONESIA MAJU PLUS atau KIM PLUS. 

Gerak-gerik KIM PLUS di Pilkada sudah terlihat jelas bahwa Sang Danjen ingin BUKA PUASA BERSAMA. Coba kita lihat, ada banyak keputusan-keputusan yang fenomenal dari mulai melibatkan Public Figure hingga berpasangan dengan Tokoh yang memiliki elektabilitas tertinggi. 


Semua partai besar diboyong, semua tokoh besar di lokal digotong, Hasilnya? Bisa saja PILKADA di beberapa daerah diikuti oleh Gerbong Sang Danjen dan masyarakat hanya punya dua pilihan, memberikan kesempatan BUKA PUASA BERSAMA ALA GERINDRA atau MEMILIH KOTAK KOSONG. 

Dan kalau ini terjadi, tampaknya kita telah menggugurkan cita-cita demokrasi dan mimpi para pendiri negeri. 


Dan semoga, Sang Danjen dan koloninya tetap bisa Berbuka Puasa Bersama dengan bijak, sesuai ketentuan Rosul, cukup, berhentiĺah sebelum kenyang, apalagi TAMAK. Bahaya, nanti bisa tidak fokus dalam ibadah dan mudah jatuh.


Karena kita juga perlu ingat kata-kata Filsuf besar Socrates yaitu, "Saya makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan."


Salam,

Ditulis oleh Suhairil Anwar
Pemimpin Umum Ceklissatu.com