BOGOR, CEKLISSATU - Para petani di lereng Gunung Salak, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, nampaknya tidak akan lagi merasa kuatir maupun takut lahan yang selama ini di garapnya, diganggu para mafia tanah. Itu terjadi setelah Garda Prabowo berkomitmen akan membela dan mengawal para petani yang notabene warga Kecamatan Cijeruk tersebut, agar dapat melaksanakan program ketahanan pangan dengan aman dan nyaman.

"Petani tidak boleh terzolimi. Mereka punya hak hidup. Kami berkomitmen untuk membela petani di Cijeruk ini," tegas Ketua Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Garda Prabowo Kabupaten Bogor, RJ Boston Limbong, saat mengunjungi para petani di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Minggu (8/9)

RJ Boston Limbong mengatakan, Garda Prabowo mendukung semua program pemerintah khususnya ketahanan pangan. Maka petani harus dilindungi oleh pemerintah.

"Kalau misalnya ada developer yang mau masuk ke lahan pertanian yang sedang digarap oleh para petani itu tidak boleh semena-mena dan main gusur. Harus sesuai dengan aturan dan persuasif. Pihak swasta juga harus melakukan sosialisasi serta memberikan kerohiman yang layak bagi para petani," ungkapnya.

RJ Boston Limbong menandaskan bahwa Garda Prabowo akan mengawal para petani di Cijeruk ini sampai tuntas. 

Baca Juga : Warga Kencana Bogor Antusias Ikuti Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

"Kebetulan para petani di Desa Cipelang dan Cijeruk ini merupakan bagian dari anggota Garda Prabowo, dan Saudara Yusuf Bachtiar adalah pengurus, dia Ketua DKS Garda Prabowo Kecamatan Cijeruk," tandasnya.

IMG-20240909-WA0015.webp

Selain Garda Prabowo, hadir pula Ketua Bapera Kabupaten Bogor Marcel dan Ketua BPPKB Kabupaten Bogor Simon yang sama-sama menyatakan siap memberikan bantuan kepada para petani di Cijeruk

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan petani di Desa Cipelang dan Cijeruk Kecamatan Cijeruk belakangan merasa terganggu bahkan terancam akibat kehadiran tiga perusahaan swasta di lereng Gunung Salak, yakni PT BSS, PT Halizano, dan PT CSA. Bahkan petani kerap merasa was-was akibat aktivitas oknum TNI yang diduga menyerobot lahan pertanian yang digarap petani.

"Kami bukan untuk memiliki atau menjual tanah di sini. Kami hanya menggarap lahan sejak puluhan tahun sebagai mata pencaharian kami. Apalagi sekarang para petani sedang membudidayakan tanaman kacang koro dalam program ketahanan pangan hasil kerja sama dengan Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau atau Koprabu," ujar Yusuf Bachtiar. (Ris)