JAKARTA, CEKLISSATU - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan adanya "harta karun" sumber daya mineral kritikal di Lumpur Sidoarjo, Jawa Timur. Kandungan dari Lumpur Lapindo secara umum dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai listrik.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sugeng Mujiyanto menyatakan beberapa unsur yang ditemukan yaitu Litium (Li), Stronsium (Sr) hingga logam tanah jarang. 

"Jadi di situ ada Lithium, kalau menurut penyelidikan ada sekitar 99 sampai sekitar 500 ppm. Kemudian juga Strontium, kadarnya juga lumayan, antara 255 sampai 600-an ppm. Lalu beberapa logam tanah jarang juga, namun enggak begitu banyak ya," kata Sugeng, Sabtu 8 April 2023.

Lithium secara umum dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai listrik. Sedangkan saat ini pemerintah pusat tengah berencana membangun industri kendaraan listrik di dalam negeri. Kemudian untuk Stronsium biasanya untuk bahan baku industri elektronik.

Sugeng menambahkan, terkait nilai ekonomi dari lumpur Sidoarjo masih dalam tahap penyelidikan secara lengkap. Kemudian data dari temuan tersebut juga belum akurat dan masih dilakukan penyelidikan serta sampelnya terbatas yaitu sekitar kedalaman lima meter.

"Di tahun 2030 kita ini akan mempunyai sekian kendaraan yang nanti akan digerakkan oleh listrik. Jadi, nanti ada baterainya. Untuk total sekitar 113 juta KwH itu butuh 758.000 ton Lithium. Atau kalau hanya kendaraan saja sekitar 4 Giga Watt begitu, ini butuh 26.000 ton Lithium," ucapnya.

Sedangkan untuk satu Giga Watt membutuhkan 160 ton Lithium dalam bentuk metal. 

"Nah, kalau kita anggap aja sekitar 900.000 dibagi 26 tapi dalam bentuk metal ya. Ini masih ya so-so lah, seperti itu. Tinggal nanti teknologi ekstraksinya seperti apa recovery-nya juga besarnya seberapa gitu kan," sambung dia.

Saat ini, kata Sugeng, pihaknya belum melakukan eksplorasi secara menyeluruh mengenai temuan yang ada di Lumpur Sidoarjo. Sebab kelaikan temuan tersebut akan menjadi landasan dalam pemanfaatannya.

"Nanti akan kami sampaikan ke Direktorat Jenderal Minerba untuk wilayah itu diusahakan secara komersial. Saat ini, untuk logam dan batu bara dilakukan secara mekanisme lelang. Jadi nanti lelang wilayah. Namun, juga tidak menutup kemungkinan dengan adanya mekanisme lain, penunjukkan kepada badan usaha, penugasan kepada badan usaha," tandas Sugeng.