BOGOR, CEKLISSATU - Harga cabe yang melambung menjadi perhatian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ravindra Airlangga. Hadir dalam dialog bertajuk “Ngariung bersama Warga” di Desa Sukamaju, Cigudeg, Kabupaten Bogor (19/12), Ravindra menjawab kerisauan warga tentang melambungnya harga cabe. Ravindra menyatakan bahwa naiknya harga komoditas pertanian seperti cabe mestinya bisa dimitigasi. 


Ravindra menjelaskan, bahwa potensi untuk mitigasi  kenaikan harga cabe antara lain adalah dengan memanfaatkan pekarangan untuk budidaya cabe. Usaha ini, menurut Ravindra, telah berhasil menekan pengeluaran harian rumah tangga. 


Selain itu, anggota DPR Fraksi Partai Golkar tersebut juga mendorong pengembangan skema pembiayaan closed loop financing seperti yang dilakukan BJB sejak tahun 2021.

Baca Juga : Ravindra Airlangga Optimis Program Unggulan Prabowo-Gibran Menyejahterajan Petani dan Peternak


“Juga perlu mengembangkan closed loop financing di mana offtaker menjamin pembelian produsen disertai dengan bimbingan. Closed loop financing BJB dikick off tahun 2021 hingga pertengahan 2022 memiliki NPL mendekati nol persen  (tingkat pengembalian lebih dari 99%),” tegas Ravindra. 


Pada kesempatan itu, Ravindra juga menjawab pertanyaan warga tentang bagaimana caranya mengembangkan sektor pertanian dan peternakan, khususnya pada basis anak muda?


Ravindra mengusulkan agar dilakukan pemetaan usaha yang paling potensial. Ravindra menyebut usaha peternakan kambing untuk kurban sangat potensial karena memiliki siklus tahunan. Potensi yang lain adalah budidaya lele yang memiliki tingkat permintaan yang sangat tinggi.


“Dipetakan dulu usaha apa yang paling memungkinkan. Salah satu usaha yang potensial adalah pemeliharaan kambing untuk kurban. Siklusnya setiap tahun. Kedua, adalah usaha ikan lele. Permintaan ikan lele untuk Jakarta, misalnya, 120 ton perhari. Sementara produksi ikan lele di Kabupaten Bogor baru sekitar 80 ton perhari. Artinya budidaya lele punya peluang yang masih terbuka,” jelasnya. 


Di hadapan 150an warga itu, Ravindra membahas aspirasi yang muncul dari warga antara lain hadirnya pelatihan untuk akses permodalan UMKM dan perlunya peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan.