JAKARTA, CEKLISSATU - Senyuman adalah cara terbaik untuk membuat diri Anda sehat ! Karena senyuman adalah salah satu cara yang dapat menyenangkan hidup. 

Percaya atau tidak, dengan sering tersenyum dan ramah pada orang lain, mampu membuat Anda panjang umur.

Untuk sebuah senyuman, warga Jepang rela membayar mahal untuk  sebuah senyuman. 

Di Jepang sedang marak kursus senyum, di mana tiap per jam kelasnya mereka harus membayar 7.700 yen atau sekitar Rp816 ribu. 
Baca Juga : Benzema Resmi Merapat ke Arab, Dikontrak hingga Rp3,1 Triliun di Al-Ittihad

Peminat kursus senyum di Jepang meningkat usai pandemi Covid-19. 

Hal itu agar bisa membantu warga Jepang untuk bisa tersenyum lebih alami setelah wajah mereka "dibelenggu" masker selama tiga tahun lebih.

Dengan harga yang lumayan mahal untuk “Latihan Senyum” bukan berarti hal ini sepi peminat, bahkan sekitar seperempat mahasiswa seni yang mengikuti kelas tetap memakai masker selama pelajaran berlangsung.

Di Keiko Kawano, ada beberapa siswa sekolah seni Tokyo yang memegang cermin di depan wajah mereka sembari melebarkan sisi bibirnya ke atas dengan jari-jari sebagai cara berlatih untuk tersenyum.

Jasa Kawano sebagai instruktur senyum sedang mengalami peningkatan permintaan tersebut di Jepang, sejalan dengan hilangnya kewajiban penggunaan masker di dalam dan luar lapangan.

Salah satu mahasiswa yang bernama Himawari Yoshida (20 tahun), mengikuti kelas tersebut, mengatakan kelas tersebut sebagai bagian dari kursus di sekolahnya untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.

Sebelum pergi ke wawancara kerja dia merasa perlu memperbaiki senyumnya.

"Saya tidak terlalu banyak menggunakan otot-otot wajah selama pandemi, jadi ini latihan yang bagus," kata Yodhida, seperti dilansir dari Reuters, Rabu 7 Juni 2023.

Menurut Kawano, dengan banyak mengumbar senyum akan meminimalisir persepsi orang lain yang beranggapan mereka berbahaya atau berpotensi sebagai ancaman.

"Secara budaya, senyum menandakan bahwa saya tidak membawa senjata dan saya menjadi ancaman bagi Anda," ucapnya.

Peningkatan jumlah wisatawan yang datang setelah pandemi mereda, menjadikan orang Jepang perlu berkomunikasi dengan orang asing bukan hanya dengan mata mereka tetapi juga wajah, ungkapnya lebih lanjut.

"Saya pikir ada kebutuhan yang semakin meningkat bagi orang untuk tersenyum,” ujarnya.