SURABAYA, CEKLISSATU - Aksi begal bermodus penodongan senjata tajam (sajam) di Surabaya digagalkan siswi SD.

Peristiwa menegangkan terjadi di Jalan Dukuh Kupang Gang 16, Surabaya itu terekam CCTV. Pelaku akhirnya menyerah usai mendapat perlawanan sengit dari sejumlah bocah SD berseragam pramuka itu. Pelaku akhirnya diamankan warga lalu diserahkan ke polisi.

Dari pemeriksaan terungkap bahwa begal bertato itu bernama Imam (49), warga Jalan Putat Jaya Gang Pasar, Sawahan, Surabaya. Sementara bocah SD yang HP-nya hendak dirampas milik DMW, siswi kelas VI.

Kapolsek Dukuh Pakis, Kompol Mohammad Irfan menjelaskan, peristiwa bermula saat korban sedang bermain di pos ronda bersama temannya. Tiba-tiba datang pelaku yang mengendarai motor menghampiri korban dan temannya, kemudian merampas HP korban.

"Saat melakukan perampasan itu, pelaku mengeluarkan pisau dari balik baju. Dia memaksa korban menyerahkan handphonenya," terang Irfan, Kamis 26 Januari 2023.

Beberapa siswi berlarian meninggalkan TKP. Namun beberapa di antaranya terlihat melawan.

Saat korban berusaha menarik baju pelaku, teman-temannya yang masih berada di lokasi ikut membantu dengan memukuli hingga menahan motor pelaku sambil berteriak jambret.

Warga sekitar yang mendengar teriakan para bocah SD itu berlari mendatangi lokasi dan mengamankan pelaku. Warga yang geram kemudian menghajar pelaku hingga babak belur, sebelum akhirnya diserahkan ke polisi.

"Kami sangat mengapresiasi keberanian anak-anak ini. Berani melawan pelaku, yang bahkan saat itu membawa senjata tajam. Ini sangat luar biasa. Patut kami berikan reward," ujar Irfan.

"Kami juga mengimbau kepada para orangtua, agar terus mengawasi anak-anaknya. Dan jangan sampai pegang HP sendiri, apalagi saat sekolah. Ini sangat bahaya, bisa memancing kejahatan. Dalam hal ini juga menjadi pembelajaran, contoh bagi semua, agar ke depannya lebih berhati-hati," tambahnya.

Sementara tersangka Imam mengaku baru sekali ini melakukan perampasan. Dia mencari sasaran dengan naik motor dan membawa pisau untuk mengancam.

"Saya tidak punya uang untuk bayar listrik dan air. Saya terpaksa melakukan ini (perampasan)," dalihnya.

Imam mengaku sudah menunggak tagihan air tiga bulan. Meteran di rumahnya diancam diputus. Di saat yang sama token listriknya habis.

"Sebenarnya punya warung. Tetapi sedang tidak ada uang karena banyak kebutuhan," aku Imam.