CIANJUR, CEKLISSATU - Akibat cuaca buruk dan minimnya pasokan cabai dari sejumlah petani 
di Jawa Barat ke pasar tradisional di Cianjur, menyebabkan harga cabai tembus Rp. 95 ribu per kilogram. Padahal, biasanya usai tahun baru harga cabai mengalami penurunan.

Salah  satu pedagang cabai Erdan (45) di Pasar Muka, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur Kota mengatakan mahalnya harga cabai sudah terjadi sejak akhir tahun 2022. 

"Kalau mahalnya sebelum tahun baru saja pak, ini seperti cabai hijau  dari harga Rp 32 ribu perkilo sekarang jadi rp.75 ribu perkilo, nah yang paling mahal cabai rawit pak dari Rp.30-35 ribu perkilo sekarang naik Rp.95 ribu sampai Rp. 95 ribu perkilo," ujarnya.

Baca Juga : Warga Tertimpa Serumpun Bambu, Kapolsek Cigudeg: Ini Kronologisnya

Erdan mengungkapkan selain cabai harga komditi lainnya juga mengalami kenaikan namun kenaikan yang paling tinggi harga cabai. Masih kata Erdan mahalnya harga cabai disebabkan pasokan yang minim dari petani Cabai akibat cuaca buruk.

"Kalau dari sayuran-sayuran lain sih juga naik tapi yang paling mahal itu harga cabai, mungkin karena cuaca buruk biasanya pasokan dari petani itu berkurang," terang Erdan.
 
Mahalnya harga cabai ini kata Erda membuat sepi pembeli dan mengalami penurunan omset sekitar 30 persen.

"Ya biasanya kalau lagi harga normal banyak yang beli pak kalau sekarang paling yang beli biasanya 5 kilo sekarang paling cuma beli sekilo itu juga yang biasanya yang punya rumah makan kecil dan omset saya juga menurun 30 persen," akuinya.

Sementara itu menanggapi mahalnya harga cabai Kabid perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Koperasi Agus Mulyana saat dihubungi melalui telepon WhatApp, Selasa (03/01/23). Pihaknya hanya bisa memantau karena pedagang cabai membeli langsung ke distributor namun juga kata Agus dan mengantisipasi agar harga cabai tidak terus mengalami kenaikan.


"Kalau kita kan mantau aja karena mereka kan beli langsung ke distributor langsung, kalau kita mantau tapi untuk antisipasinya nanti kita ada program penanaman cabe di tiap desa atau Kecamatan dan sini sudah berjalan itu untuk mengantisipasi kelangkaan juga nantinya harga yang tinggi atau pasokan yang kurang dari tiap daerah," imbuhnya.