JAKARTA, CEKLISSATU - Banyaknya produk asing yang menguasai e-commerce, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki mengajak para influencer untuk mempromosikan produk UMKM lokal. 

Teten mengatakan, sebanyak 65 persen total revenue pasar e-commerce Indonesia dikuasai asing.

“Oleh karena itu, kita butuh peran banyak pihak, termasuk influencer dalam mempromosikan produk lokal," kata Teten seperti dalam keterangannya, Rabu 20 September 2023.

Menurut Teten, kualitas produk buatan dalam negeri sudah bisa bersaing dengan produk asing. 

Baca Juga : Asing Kuasai 56 Persen Pasar E-Commerce, Teten: Siapkan Satgas Transformaai Digital Lindungi Ekonomi Domestik

Sehingga semangat untuk mencintai produk dalam negeri bisa membantu UMKM untuk berkembang dan tumbuh secara berkesinambungan. 

Teten menyebut, perkembangan ekonomi Indonesia dipegang oleh UMKM, dimana 97 persen lapangan usaha dari UMKM

“Itu sangat memengaruhi perekonomian nasional,” ujar Teten. 

Berdasarkan riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), hampir 90 persen dari 400 perusahaan e-commerce di Indonesia dikuasai oleh produk impor. Padahal, perputaran uang yang beredar di pasar e-commerce Indonesia bisa mencapai Rp300 triliun. 

Teten mengatakan, ekosistem perdagangan online bisa terbentuk dengan baik jikamasyarakat banyak mengonsunsi produk lokal, sehingga keuntungan besar bagi UMKM

"Kalau UMKM kita bisa memanfaatkan setengah saja lewat produk-produk lokal, kita bisa mendapatkan nilai ekonomi yang tinggi, sekitar Rp150 triliun,” jelas Teten.

Untuk bisa merebut pasar e-commerce yang dikuasai produk impor, Teten juga mendorong agar segera hadir regulasi yang lebih ketat. 

Pengaturan ekonomi digital, menurutnya sudah sangat mendesak untuk dilakukan. 

"Di media sosial sudah banyak UMKM yang mengeluh jika mereka sudah tidak bisa bersaing dengan produk dari Tiongkok yang dijual dengan harga yang tidak masuk akal. Ini bukan lagi dumping, tapi predatory pricing. Pasar Tanah Abang sudah sepi. Brand skin care dan kosmetik lokal juga sekarang habis dibabat oleh produk impor, padahal sebelumnya pernah menguasai perdagangan digital di Tanah Air," tutup Teten.