BOGOR, CEKLISSATU - Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-14 Jawa Barat bakal segera digelar pada 12-19 November 2022 di 9 kabupaten dan kota. Berbagai persiapan sudah dilakukan masing-masing kontingen tak terkecuali Kota Bogor.

Sebanyak 850 orang meliputi atlet 470 orang, pelatih 121 orang, manajer 46 orang, pengurus kontingen 82 orang, official dan tenaga perbantuan 43 orang serta wasit atau juri 60 orang.

Adapun cabang olahraga yang diikuti kontingen Kota Bogor sebanyak 45, sedangkan dua cabor lainnya yakni bola basket dan voli tidak diberangkatkan.

"Basket dan voli tidak berangkat karena tidak lolos. Ada kriteria KONI dari hasil Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) KONI Kota Bogor bahwa cabang olahraga yang melakukan babak kualifikasi per wilayah wajib juara full," ucap Ketua KONI Kota Bogor, Benninu Argoebi saat ditemu CeklisSatu.com belum lama ini.

"Nah, basket dan bola voli itu runners up, sedangkan runner up tidak kita berangkatkan," sambungnya.

Terkait dengan sanksi ketika kontingen tidak mengikuti cabor di Porprov, Ben sapaan karibnya mengaku tidak ada sanksi yang diterima Kota Bogor.

Terpisah, Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Bogor, Adjie Martha menyangkan Kota Bogor tidak mengirimkan cabor basket di Porprov ke-14 Jawa Barat 2022.

Baca Juga : BBM hingga Tarif Angkutan Sumbang Inflasi

Padahal, kata Adjie, meskipun runner up sebenarnya masih bisa Kota Bogor ikut serta di pesta olahraga terbesar se-Jawa Barat tersebut.

"Yaa itu sudah jadi kebijakan pemerintah daerah karena wali kota juga ingin 90 emas (target). Jadi, mereka hanya mengambil yang juara. Untuk runner up itu tidak berangkat. Seharusnya runner up diberangkatkan. Tapi, Alhamdulilah kita tidak kena sanksi, harusnya kena sanksi ketika runner up tidak diberangkatkan," ungkap Adjie.

Menurut Adjie, tidak diberangkatkannya cabor basket lantaran keterbatasan anggaran. Selain itu, lanjutnya, pihaknya sudah menjelaskan ke atket dan orang tuanya serta para club basket.

"Yaa kalo kecewa pasti ada dari orang tua dan club, tapi mereka juga memahami dan sudah menerima kondisi dan keputusan dari pemerintah," katanya.