JAKARTA, CEKLISSATU - Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto mengenang masa presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno mengirim anak-anak bangsa untuk belajar di luar negeri.

"Dulu, waktu Bung Karno kirim anak-anak kita belajar teknologi, belajar fisika, belajar kedirgantaraan, Pak Habibie dikirim, semua dikirim, kira-kira tahun '57-'58. Baru kita mampu membuat pesawat pertama mungkin tahun '80. Bayangkan, (dari tahun) '58 sampai tahun '80, hampir 25 tahun, seperempat abad baru kita mampu," ucap Prabowo dalam keterangannya yang diterima Ceklissatu.com, Kamis, 10 November 2022.

Meskipun begitu, upaya tersebut tidak dapat dicapai dalam waktu sebentar. Selain itu, kata Prabowo, segala capaian cendekiawan yang dihasilkan dari program Bung Karno tidak diperhatikan dan dikembangkan lantaran pada saat itu bidang pertahanan dipandang sebelah mata. Ada elite Indonesia yang menyatakan PTDI, industri, PT PAL, dan Pindad dianggap tidak penting.

"Kalau kita mau mengejar ketertinggalan di bidang teknologi, mau tidak mau kita harus investasi di bidang teknologi tersebut, SDM untuk mencapai tingkat teknlogi yang kita kehendaki, teknologi yang bisa kita ciptakan sendiri, minimal sebagian besar teknologi itu bisa kita kuasai sendiri," ungkapnya.

Baca Juga : Petani di Cianjur Tewas Tersambar Petir Saat Membajak Sawah

Untuk menjawab ketertinggalan ini, Prabowo pun mencoba mengadopsi program Bung Karno itu dan diimplementasikan di Universitas Pertahanan (Unhan) yang berada di bawah Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Upaya yang dilakukan dengan menambah fakultas dan program studi (prodi) sesuai kebutuhan masa depan. Ini untuk memperkecil defisit ketertinggalan di bidang teknologi pertahanan. 

"Karena itu, saya segera usulkan ke Presiden dan Presiden setuju Unhan membentuk empat fakultas baru dan semuanya dibidang yang kritis. Pertama kita membentuk fakultas teknik engineering di semua program studi, teknik elektronika, teknik dirgantara, teknik sipil, dan sebagainya," ujarnya.

Kedua, mendirikan fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) dengan prodi matematika, fisika, biologi, dan kimia. Selanjutnya ilmu eksak yang menjadi perkembangan peradaban manusia ke depan. 

"Kalau Saudara bicara sekarang teknologi elektronika, Saudara harus bicara STEM, bicara science, technology, engineering, and mathematics. Karena itu, di Unhan kita selenggarakan segera. Alhamdulillah sekarang kalau tidak salah sudah angkatan ketiga," katanya.

Terakhir, fakultas kedokteran dan fakultas farmasi. Latar belakang fakultas ini untuk mengantisipasi potensi serangan senjata biologis. Prediksi ini tepat lantaran terjadi pandemi Covid-19 mulai awal 2020.

"Jadi, Saudara, (kita membuat) antisipasi yang terjelek bukan menyebarkan pesimisme, tapi meningkatkan kemampuan kita untuk menghadapi ancaman. Demikian juga dengan akibat biologis ini. Sekarang kita hadapi bahaya kenaikan harga pangan, langkanya pangan, belum lagi akibat perang Ukraina dan Rusia," jelasnya.

Prabowo menambahkan, pendidikan di Unhan khusus bagi calon mahasiswa dengan kecerdasan intelektual (IQ) minimal 120. Pun tanpa dipungut biaya, tetapi sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 9 di bidang matematika dan fisika selama 3 tahun berturut-turut di jenjang sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat.

"Ini sangat sulit dan ini tidak bisa kita izinkan adanya nota-nota, surat-surat rekomendasi anaknya ini, keponakannya itu. Tidak ada," tegasnya.