BANDUNG, CEKLISSATU -Setelah di hari pertama lomba kereta peti sabun pada Sabtu 26 Agustus 2023 menyelesaikan Free Partice All Race Class sukses dan ditandai sambutan antusias masyarakat memadati arena balapan.

Di hari ini pula atau hari kedua, Minggu 27 Agustus 2023 akan berlanjut di Price Giving, dimana semua peserta masih memiliki kesempatan untuk mengikuti final lomba kereta peti sabun.

Karena lomba kereta peti sabun ini tidak menggunakan sistem gugur akan tetapi berdasarkan pengumpulan poin.

Baca Juga : Kawal Proses Banding Kasus KSP SB, PSBB Bakal gelar Aksi di PT Bandung

Hal itu dikatakan Ketua Devisi Race Satrio Yudi Hartarto kepada wartawan di sela sela kegiatan lomba. Disebutkannya, semua peserta yang mengikuti di hari pertama alhamdulillah lancar.

"Mereka sudah membuktikan bahwa hasil dari hari ini (hari pertama) untuk diperbaiki poinnya di hari besok (hari ini, Minggu 27 Agustus 2023)," kata Satrio Yudi.

Dijelaskannya, para peserta saat di hari pertama mendapatkan poin kurang masih bisa memperbaiki poinnya di hari kedua ini.

Nanti, lanjutnya, total poin di hari pertama dan hari kedua ditotalkan dan itulah dia jumlah poin yang besar dan tercepat menjadi pemenangnya.

Di sisi lain Satrio Yudi menyebutkan pihak bodiguard yang dilibatkan dalam pengamanan ini sebanyak 20 orang dari MMC.

Sedangkan, kereta peti sabun ini tidak menggunakan roda mesin penggerak, akan tetapi lebih diutamakan kemampuan (skill) mengemudi, disamping keseimbangan berat kereta peti dengan berat badan.

Pihaknya pun menyinggung sejarah lomba kereta peti sabun hingga digelarnya di bulan Agustus 2023 ini. Dari pengalaman 30 tahun berhenti, kita mengingatkan bahwa ikon Kota Bandung itu adalah kereta peti sabun.

"Akhirnya selama empat dekade dari 283 kerjasama dengan DAMAS kita buat kembali acara ini, kita hidupkan kembali," ungkap Satrio Yudi.

Dengan kondisi, lanjutnya, jalan jalan yang jauh berbeda dengan dulu. Saat itu Jalan Sukajadi yang kondisinya menurun, sekarang sudah tidak memungkinkan untuk digunakan lagi karena jadi naik dan padat lalulintas kendaraan.

Sehingga menggunakan jalan yang ada. Seperti, kata Satrio Yudi, kini menggunakan ramstart setinggi 3 meter, untuk memacu kereta peti sabun memacu lebih cepat.

Dikatakan, sebelum memilih Jln Dipenogoro jadi tempat lomba kereta peti sabun, alternatif lain adalah Jalan Merdeka di Pusat Kota.

"Tapi dikarnakakan izin agak sulit karena itu adalah jalan utama Kota Bandung, jantung kota akhirnya diberi keleluasaan oleh pihak kepolisian di sini (Jalan Dipenogoro) boleh ditutup selama tiga hari," tuturnya.

Karena untuk Jalan Merdeka, imbuhnya, pihaknya harus melakukan buka tutup. Jadi pagi pagi kita gunakan, sore harinya harus dibersihkan.

"Itu kan cukup merepotkan dengan membongkar ram besar yang memakan waktu. Tadi malam saja hampir 24 jam kita pasang itu," cetus Satrio.

Menyinggung agar sukses acara lomba kereta peti sabun, menurut Satrio, semua panitia memiliki tugas dan fungisi masing masing. Musalnya, yang mencari sponsor dan lain lain.

"Kebetulan kita didukung kuat oleh Red Bull Indonesia sehingga acara ini terwujud dengan baik," cetusnya.

Disamping itu, tambahnya ada sponsor mandiri untuk meramaikan acara festivalnya Bandung dengan digelarnya lomba kereta peti sabun ini.

Pihaknyapun menyambut baik Pemkot Bandung , melalui Disbudpar yang mengakui bahwa kita termasuk cabang yang ternyata mendukung pariwisata di Kota Bandung.

"Dan pihak sponsor pun sangat mendukung bahwa peti sabun ini jadi ikon Bandung," tuturnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang datang ke lokasi lomba mengatakan, baru kali ini pihaknya mengajak keluarga untuk menonton lomba kereta peti sabun.

"Saya baru melihatnya hari ini, dan ternyata seru juga ya," ucap ibu Mimin (45) warga Dago yang memboyong anaknya untuk melihat langsung perlombaan.

Sementara itu, Adang (37) salah seorang supir angkot trayek Ledeng-Cicaheum melalui jalur Jl. Dipenogoro menyebutkan, meski jalur yang biasa dilaluinya macet tapi membawa berkah.

"Ya, macet jalurnya malah diputar arah melalui Jln. Cilaki namun penumpang yang menuju arena lomba untuk menonton ada kenaikan," kata Adang. Rendra Kurnia