JAKARTA, CEKLISSATU - Enumerator Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI) 2022 yang diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pengunduran diri massal.

Hal ini mereka lakukan karena BRIN memangkas honor mereka 80%. Para enumerator ini sudah melayangkan protes terhadap hal ini. Namun, BRIN justru kembali memangkas honor mereka dengan menghapus uang makan dan penginapan.

BRIN menjanjikan sejumlah hak keuangan kepada tim enumerator. Untuk tim di Jawa Timur, bisa mendapatkan sekitar Rp30 juta untuk masa kerja 77 hari.

Baca Juga : Menpora: Naturalisasi Timnas Jangan Dijadikan Opsi Raih Prestasi 

Meski demikian, janji itu tak bertahan lama. BRIN merevisi hak keuangan enumerator pada hari terakhir pelatihan.

Seperti yang diungkapkan oleh akun Twitter @sangatedgy pada Selasa 8 November 2022.

"Jadi awalnya di bulan September kemarin ada recruitment untuk jadi mitra dalam riset ini. Namanya tuh SDKI 2022 (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia). Riset ini sebenarnya agenda 5 tahunan sekali. Dan tahun ini, untuk pertama kalinya dipegang dan dilaksanakan oleh BRIN," tulis akun Twitter @sangatedgy, Selasa (8/11/2022).

"Sampai kemarin, 7 November, kami dipertemukan dengan beberapa staff melalui zoom meeting untuk membahas teknis/metodologi, honor & kontrak. Tapi apa yang kami dapat? Honor kami semakin di sunat. Jadi hanya 150rb/hari tanpa uang makan, nginep, askes," lanjutnya.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko berjanji mengecek laporan tersebut ke bawahannya. Ia meminta waktu untuk memberi penjelasan lengkap mengenai kasus ini.

"Saat ini kami sedang memastikan kasus ini ke Tim Deputi Kebijakaran Riset dan Inovasi BRIN untuk mengetahui apa yang terjadi. Baru besok saya akan tanyakan ke Deputinya Bu Asti," kata Handoko, seperti dikutip dari CNNINdonesia.com, Rabu 9 November 2022.

Seharusnya SDKI 2022 berjalan mulai 13 Oktober sampai akhir 2022. Namun, para enumerator menolak bekerja karena perlakuan sewenang-wenang BRIN.