JAKARTA,CEKLISSATU - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), mengatakan enam rumah sakit di Gaza terpaksa berhenti beroperasi karena kekurangan pasokan bahan bakar yang diperlukan untuk menjalankan generator listrik dan peralatan medis.

WHO juga mencatat jumlah tersebut belum mencakup rumah sakit lain yang harus ditutup karena mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel.

"Jika bahan bakar penting dan pasokan alat medis tambahan tak segera disalurkan ke Gaza, ribuan pasien yang rentan berisiko meninggal dunia atau mengalami komplikasi medis, karena rumah sakit tutup akibat kekurangan listrik," demikian pernyataan WHO.

Sebagian pasien rentan itu mencakup sekitar 1.000 pasien dialisis atau cuci darah, dan setidaknya 130 bayi yang lahir prematur.

"Pasien lain yang berada dalam perawatan intensif atau mereka yang membutuhkan pembedahan juga bergantung pada pasokan listrik yang stabil dan tidak terputus, untuk tetap hidup," lanjut pernyataan WHO.

Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menekankan pentingnya mendapatkan pasokan bahan bakar yang mendesak untuk masuk ke Gaza dan mengajukan seruan untuk gencatan senjata.

"Bahan bakar sangat penting untuk pengoperasian fasilitas penting seperti rumah sakit, pabrik desalinasi, dan stasiun pompa air," kata pihak UNICEF.

"Unit perawatan intensif menampung lebih dari 100 bayi baru lahir, beberapa di antaranya berada di inkubator dan bergantung pada alat mekanis. Sehingga pasokan listrik yang tidak terputus menjadi masalah hidup dan mati," demikian pernyataan UNICEF.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza saat ini menghadapi pemadaman listrik total sejak kemarin karena kekurangan pasokan bahan bakar. 

Dalam video yang dilaporkan oleh media Palestina, Eye on Palestine, terlihat bahwa rumah sakit Indonesia saat ini padam total, sehingga petugas medis menggunakan senter untuk penerangan.

Israel menolak pengiriman bahan bakar ke Jalur Gaza karena takut Hamas akan menggunakan bahan bakar tersebut untuk kebutuhan operasional mereka.