JAKARTA, CEKLISSATU – Angka stunting di Kota Bandung terus ditekan, dari yang sebelumnya berada di angka 26,4 persen turun sampai 7 persen menjadi 19,4 persen pada tahun 2022.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB), Dewi Kaniasari mengatakan, untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), maka angka penurunan stuntingharus gencar dilakukan.

Tahun ini Pemkot Bandung menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen. 

“Target besarnya adalah zero stunting, tapi minimal tidak ada kasus stunting yang baru. Pencegahan stunting baru merupakan prioritas melalui tagline Bandung Besti Anyar atau Bandung Bebas Stunting Anyar (baru),” kata Dewi dalam Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Senin 24 Juli 2023.

Baca Juga : Kolaborasi Pentahelix Berhasil Tekan Angka Stunting di Kota Bandung

Untuk itu, Pemkot Bandung meluncurkan berbagai program, seperti Program Pangan untuk Daerah Rentan Rawan Pangan dan Stunting (Pangersa), aplikasi e-penting (pendataan stunting), roadshow ke wilayah, sekolah dan juga melalui edukasi yang kreatif dan masif ke masyarakat dengan komunitas.

Dewi mengatakan, pihaknya memiliki lebih dari 5.000 kader yang siap melakukan edukasi dan pendampingan, selain wilayah kita juga keliling ke sekola. 

“Target kita remaja putri terutama SMP yang menjadi kewenangan Kota Bandung. Bagaimana mengawal SDM, kita rodshow ke sekolah bersama Disdik dan berkolaborasi dengan komunitas kreatif sehingga informasi menjadi lebih interaktif," ujar Dewi. 

"Kita juga membuat aplikasi e-penting pendataan stunting, pembuatan film pendek dan edukasi tentang 
stunting, keliling road show ke kecamatan," lanjutnya.

Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga telah meluncurkan aplikasi Bandung Emergency Application Support (BEAS). Lewat aplikasi ini, warga dan petugas mampu mendeteksi lokasi ambulans yang dibutuhkan.

"Sudah ada kolaborasi melalui komunitas akademisi untuk percepatan penurunan stunting," katanya.

Ia berharap, berbagai program tersebut dapat terus konsisten dilakukan dengan di dukung penuh oleh masyarakat dan berbagai stakeholder.

"Target pada 2045, kita ingin zero stunting untuk SDM berkualitas," tutup Dewi.