BOGOR, CEKLISSATU - Modus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin berkembang seiring dengan majunya teknologi komunikasi, sehingga patut diwaspadai karena dapat mengakibatkan peluang bagi oknum untuk menjadikan perempuan dan anak sebagai korban TPPO.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka saat menjadi narasumber di seminar dengan tema 'Memahami potensi dan peran perempuan Indonesia serta upaya pencegahan TPPO di era digital'.

Turut hadir Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bogor, Sekti Anggraeni dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Iceu Pujiati sebagai narasumber yang berlangsung di Fave Hotel Padjajaran Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada Jumat, 9 September 2022.

"TPPO adalah kejahatan serius. Di era modern ini, modus dan cara TPPO sangat beragam dan terus berkembang, jika tidak diawasi dengan baik hal tersebut bisa saja berakhir kepada pelecehan seksual bahkan TPPO," ucapnya.

Menurut Diah, keluarga merupakan unit dasar masyarakat yang berperan penting dalam menghasilkan SDM yang berkualitas. Kapasitas keluarga mempunyai keberfungsian dan keberlangsungan masyarakat.

"Banyak masalah sosial yang terjadi berawal dari kegagalan atau ketidakberfungsian keluarga sehingga menimbulkan berbagai implikasi sosial, ekonomi dan sebagainya seperti tawuran, kekerasan terhadap anak, seks bebas dan pelecehan seksual di kalangan remaja maupun dewasa," jelasnya.

Dalam hal ini, lanjut Diah, perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun ketahanan keluarga termasuk memberikan keamanan pada anak dari ancaman kejahatan digital di media sosial.

"Kekerasan berbasis online tidak hanya berisiko bagi perempuan, namun juga bagi anak. Baik orang tua maupun anak, harus memiliki pemahaman terkait berbagai risiko internet, modus-modus kejahatan yang sering terjadi, alat perlindungan di internet, dan cara melindungi diri di internet," ujarnya.

"Anak maupun orang tua, perlu memahami pentingnya menjaga privasi di internet, jangan pernah bagikan data alamat, sekolah, dan data-data privat lainnya karena di zaman sekarang, kasus-kasus seperti penculikan dan pelecehan banyak bermula dari unggahan pribadi berisi gambar dan data anak yang diambil dari media sosial orang tuanya," tegasnya.

"Orangtua juga harus menguatkan kembali ketahanan keluarga serta membangun relasi yang positif, hangat dan setara dalam keluarga agar anak memiliki perasaan nyaman untuk bercerita, bertanya, dan meminta pertolongan, sehingga dapat saling menjaga," sambungnya.

Ditempat yang sama, Kepala Kejari Kota Bogor Sekti Anggraeni mengapresiasi terselenggaranya seminar pencegahan TPPO. Sekti mengatakan, seminar seperti ini perlu sekali untuk penguatan dan pencegahan. Sebab, aparat penegak hukum kalau menerima itu sudah akibat atau sudah terjadi. 

"Padahal kan akibat itu yang harus kita hindari, harus kita minimalisir biar tidak terjadi akibat berupa kasus. Kami sangat mendukung sekali terhadap kegiatan ini.

Sekti mengimbau, masyarakat harus peduli terhadap lingkungan sekitar dan penguatan terhadap keluarga terutama anak perempuan. "Karena kejahatan terjadi kalau tidak ada ketahanan, penguatan pada si korban untuk menolak semua rayuan (tipuan,red). Jadi harus ada ketahanan dan itu bisa di bentuk dari keluarga," tegasnya.

IMG_20220909_124131.jpg
Tiga narasumber seminar upaya pencegahan TPPO berswafoto dengan peserta di Kota Bogor (taufik/ceklissatu)

Senada, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Iceu Pujiati menuturkan, sekarang TPPO sudah masuk ke era digital melalui sosial media (sosmed) sehingga pencegahannya harus betul-betul terutama di kalangan perempuan dewasa atau remaja dalam menggunakan gadget.

"Pakai gadget atau hp harus kearah yang positif. 
Hati-hati, jangan mudah termakan oleh ajakan, rayuan dan sebagainya. Jadi hati-hati dalam penggunaan gadget. Kedua, ketahanan keluarga. Anak-anak Perempuan ataupun laki-laki harus terawasi betul-betul oleh keluarganya, ketahanan keluarga itu sangat diperlukan ketika keluarga itu sudah kuat, Insyaallah keluarga tersebut tidak akan melahirkan anak-anak yang rapuh, tidak mudah terayu oleh orang lain," ungkapnya.

Adapun langkah pencegahan yang dapat dilakukan keluarga, kata Iceu, yang paling utama adalah edukasi. Bukan hanya anak perempuan saja yang di edukasi, anak laki-laki juga harus di edukasi terkait dengan TPPO. 

"Ini harus disebarluaskan informasi terkait apa itu TPPO, Undang-Undang TPPO itu bahwa ada sanksi bentuk tindak pidana sehingga harus berani melapor ketika para perempuan atau siapapun yang melihat, mendengar, mengalami sendiri terkait dengan kekerasan perempuan dan anak harus di laporkan ke unit-unit layanan kami," jelasnya.

"Boleh lapor ke kami langsung ke DP3A Kota Bogor, UPTD PPA, KPAID Kota Bogor dan Kanit PPA Polresta Bogor Kota. Kalau tidak dilaporkan ini akan berbahaya, kekerasan ini akan terus-menerus terjadi kepada perempuan dan anak di Kota Bogor. Setelah melaporkan kasus ini, nanti ada pendampingan. Kita di unti DP3A ini bukan hanya pendampingan terhadap korban tapi pendampingan terhadap keluarga nya korban," tambahnya.

Sementara itu, Ketua panitia acara, Dwi Widiani mengaku, pihanya mengusung tema 'Memahami potensi dan peran perempuan Indonesia serta upaya pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di era digital' sebagai edukasi kepad akaum perempuan untuk bisa memanfaatkan digital lebih baik.

"Soal TPPO ini makin marak di media sosial, terang-terangan tanpa ada bahasa-bahasa yang dialihkan atau segala macam. Justru saya ingin ibu rumah tangga juga harus terbuka dengan hal ini, jangan hanya sekedar buka mata habis bangun tidur, mandiin anak, masak dan lainnya, bukan seperti itu. Tapi media sosial anak itu harus benar-benar di jamah, di lihat. Karena anak yang diam itu belum tentu juga pergaulannya aman," katanya.

Dwi menegaskan, pengawasan dari orang tua sangat penting apalagi pergaulan anak jaman sekarang sudah tidak aman. Pengaruh gadget terhadap anak sangat besar. Orangtua harus dekat dengan anak, harus masuk ke dunia anak tetapi dengan batasan-batasan tertentu.

"Diharapkan melalui acara ini peserta dapat ilmu yang luar biasa dari narasumber. Dimana narasumbernya langsung dari pakarnya atau yang berkompeten," pungkasnya.