BOGOR, CEKLISSATU - Timbulan sampah domestik atau limbah yang berasal dari rumah tangga selama pandemi menjadi penyumbang terbanyak hingga 60 persen dibandingkan sampah yang berasal dari sektor usaha maupun pariwisata.

Hal itu diungkapkan Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Bogor, Feby Darmawan bahwa peningkatan sampah domestik disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya saat penerapan Work From Home (WFH).

"Saat PPKM kita cukup ketat, orang-orang kan pada WFH sehingga menimbulkan kuantitas sampah yang banyak karena orang yang WFH ini kebanyakan mereka membeli makanan dari luar, misal melalui Go Food dan sebagainya," ucap Feby kepada CekliSatu.com pada Selasa, 4 Oktober 2022.

Peningkatan timbulan sampah ini, lanjut Feby, bisa mencapai 625-650 ton per hari sampah yang dibuang ke TPS Galuga. Adapun upaya DLH dalam mengurangi sampah yakni memanfaatkan TPS3R yang tersebar di Kota Bogor.

"Kita memiliki 30 lokasi TPS3R, disana sampah-sampah akan di pilah organik dan non organik, kemudiam kita jadikan pupuk kompos dan pakan magot. Untuk yang bukan organik diolah di bank sampah. Bank sampah kita memiliki 300 kurang lebih, tetapi yang aktif ada 150an karena pandemi cukup membuat vakum bank sampah di sekolah-sekolah karena tidak ada timbulan sampah," ungkapnya.

Lebih lanjut, Feby mengajak kepada masyarakat Kota Bogor khususnya untuk membiasakan mulai dari sekarang memilah sampah dari sumbernya, memisahkan sampah organik dan non organik, misal sampah organik digunakan menjadi pakan maggot, sedangkan sampah non organik setorkan ke bank sampah karena memiliki nilai ekonomis seperti plastik, kertas, kardus dan sebagainya.

"Kalau ada tempat yang memungkinkan di setiap RT itu bisa membuat bank sampah unit, kalau perlu sosialisasi juga kami siap terjun langsung memberikan edukasi kepada masyarakat. Bisa juga sampah organik di setorkan ke TPS3R kalau ada di wilayahnya untuk dijadikan pakan maggot maupun dijadikan pupuk kompos," katanya.