BOGOR, CEKLISSATU - Hari-hari terakhir ini wartawan saya di lapangan kerap kali mengirim betapa mengerikannya destinasi di puncak yang dipadati kendaraan roda dua dan empat. Bukan hanya macet, bisa dikatakan padat dan sangat membosankan. 


Tidak sedikit meme-meme bertebaran di linimasa yang menggambarkan hal-hal lucu untuk menanggapi kondisi macet di jalur puncak. Dari mulai kesedihan warga Puncak Bogor yang baru keluar rumah sudah macet hingga ada seorang pengunjung yang akhirnya menikmati malam dengan tidur di jalan puncak


Memang, ini bukan yang pertama kali puncak seperti itu. Bukan hanya di setiap liburan, longweekend namun juga terjadi beberapa kali saat akhir pekan yang hanya satu atau dua hari saja liburnya, Sabtu dan Minggu. 


Memang, liburan akhir pekan kali ini menarik. Selain libur pada akhir pekan Sabtu dan Minggu, namun hari Senin (16/9/2024) juga libur untuk memperingati Hari Lahir Baginda Rosul Umat Islam, Nabi Muhammad SAW. Dan tidak sedikit yang telah mengambil ancang-ancang cuti pada hari Jumat (13/9/2024) untuk memperpanjang waktu liburan

Baca Juga : Upaya Tingkatkan Kesadaran Lingkungan, Pemkab Bogor Verifikasi 347 Kampung Ramah Lingkungan


Namun, tampaknya yang ingin berlibur dengan indah nan tenang rasanya berbeda saat ke puncak. Jalanan padat, jangan pun mobil, motor pun tampaknya tak bisa lewat. Wartawan kami yang di lapangan juga jadi terhambat karena mobilisasi yang padat. Walhasil, kami dapatkan beberapa gambar dan video dari kiriman para netizen yang budiman. 


Memang, puncak masih menjadi destinasi dan daya tarik yang dimiliki Kabupaten Bogor. Tidak hanya suasananya yang sejuk, namun Puncak juga menyajikan berbagai pilihan destinasi dari mulai wisata alam, wisata kuliner, wisata penginapan hingga wisata kebahagiaan duniawi. 


Namun, apakah kondisi ini tidak diprediksi dan tidak punya solusi? 


Memang, kondisi ini bagaikan dua mata uang. Di sisi ekonomi, hal ini menandakan bahwa semakin banyak orang, akan semakin banyak transaksi. Tapi di lain sisi, di sisi sosial kondisi ini sangat membosankan. Bukan hanya warga puncak, namun juga para wisatawan yang tadinya mau melepas penat, jadi malah merasa semakin penat. Belum lagi, dari sisi lingkungan, hal ini juga memberikan dampak yang signifikan. Kita tidak boleh lupa bawah puncak adalah wisata alam. Dan Puncak juga bisa dikatakan paru-paru dari Ibu Kota Jakarta, dan semakin banyak orang serta kendaraan, akan menghasilkan emisi yang membuat kondisi lingkungan mengalami penurunan fungsi. 

IMG-20240916-WA0085.webp

Sebaiknya, Pemerintah Kabupaten Bogor yang kini sedang dijabat oleh Asmawa Tosepu bisa jauh lebih arif dalam melihat sisi-sisi dari potensi destinasi. Tidak hanya berdampak pada ekonomi, namun harus melihat sisi sosiak, lingkungan dan keamanan. 


Padahal dan seharusnya bahkan, Pemerintah Kabupaten Bogor dan Polres Bogor sudah bisa menghitung batasan kendaraan serta pengunjung di puncak, sehingga seharusnya ada pembatasan dan masalah seperti ini tidak terulang. 

Selain itu, Pemkab Bogor juga perlu menata ulang potensi wisata lainnya yang bisa memecah jumlah pengunjung. Perbaiki fasilitas sarana dan prasarana di Bogor Barat dan Bogor Timur yang wisata alamnya tidak kalah dengan puncak sehingga Bogor punya pilihan. 


Dan untuk penikmat wisata puncak, mulailah cari alternatif destinasi yang bisa membuat Anda nyaman ketika liburan


Tulisan ini ditulis oleh
Suhairil Anwar
Pempimpin Redaksi Ceklissatu.com