NUSA DUA, CEKLISSATU  -- Ganda Indonesia/Australia, Nathan Anthony Barki/Blake Ellis, melenggang ke perempat final ajang Amman Mineral Mens World Tennis Championship. Pada babak pertama di Bali National Tennis Center, The Nusa Dua, Rabu (18/9), unggulan ketiga itu mengatasi ganda Australia/Selandia Baru, Tai Sach/Corban Crowther, 7-5, 6-4.

“Kami senang bisa keluar sebagai pemenang di pertandingan sengit ini. Meski mengawali dengan gemilang, unggul tiga gim duluan, kami kerap membuat kesalahan-kesalahan kecil. Untungnya, kami mampu merebut momentum dan memenangkan pertandingan dengan selisih satu break,” papar Nathan, pengoleksi tiga trofi ganda ITF.

Untuk menang dua set langsung, Nathan/Blake membutuhkan satu seperempat jam. Pasalnya, duet peringkat 1591 dan 192 ganda dunia ini harus pembekuan keadaan pada setiap set dalam sirkuit pro Federasi Tenis Internasional (ITF).

Nathan/Blake sejatinya mendominasi pada awal pertandingan sore. Tiga gim pembuka berada dalam kendali. Akan tetapi, petaka mendekati gim ketujuh. Sachs/Crowther membukukan break untuk memperkecil ketertinggalannya.

Momentum Sachs/Crowther ini pun berlanjut. Setelah menyamakan kedudukan, satu break lagi diperoleh. Bila ingin menyudahi set pembuka, mereka tinggal mengamankan servis kelimanya. Nathan/Blake berada dalam kondisi rentan.

Kerentanan semakin nyata. Nathan/Blake harus menghadapi tiga set point lawan. 40-15, kembalikan apik Blake tidak terbalaskan. 40-30, forehand Nathan memecah pertahanan. 40-40, titik penentu—ganda tidak mengenal keuntungan dalam deuce—Nathan berkomunikasi sebagai penerima, Blake bersiap memotong bola di dekat net.

Keputusan ini tepat belaka. Nathan melepaskan return yang panjang. Blake memungkasi dengan smash keras. Cukup berbalas tiga pukulan, mereka menegaskan semangat pantang menyerah. Kedudukan gim pun kembali imbang, 5-5.   

Usai menjaga servis, Nathan/Blake enggan menyia-nyiakan peluang menutup set tanpa tie break. Harus mencetak kerusakan bukan masalah. Begitu set point, sontekan Blake memenangkan adu voli untuk mengantongi set pertama.  

“Tertinggal satu break, kami beruntung bisa menyamakan kedudukan di gim keseluruhan. Sama halnya ketika terkena break cepat di set kedua, kami berjuang keras dalam keadaan buruk,” ujar Blake, pemilik dua gelar ganda Challenger.  

Nathan/Blake harus mengawali set kedua dengan kekalahan. Layanan gim pembuka direbut. 40-40, sontekan voli mereka tersangkut di net. Selisih satu gim ini pun bertahan cukup lama, ayunan raket mereka urung menjerang break point.

Kesempatan baru mereka dapat di gim kelapan. Memanfaatkan kesalahan ganda lawan, dua pemenang mengantarkan mereka pada break point. Memaksa lawan melakukan unforced error, mereka berhasil menjadikan skor gim sama kuat.

Satu gim kemudian, mereka menjaga servis untuk membalikkan keadaan. 5-4, angin pantai Melangit seolah berpihak pada ganda yang berumur tiga pekan. Sachs/Crowther seolah-olah membenam diri sendiri. Tiga unforced error berturut-turut. 

Nathan/Blake pun tidak menyia-nyiakan hadiahnya. Serupa set pertama, break krusial didapat usai beradu kuat di tepi net. Hanya saja, kali ini sontekan Nathan yang memberikan tiket ke babak berikutnya dalam kejuaraan keanggunan ITF M15.

“Kemenangan ini mampu melipur lara kami. Kami merasakan hasil yang terserap pada sore hari,” pungkas Blake.

Ya, Blake dan Nathan harus puas hanya meraih satu poin di nomor tunggal. Pada perlapan final, Blake tidak berkutik saat meladeni petenis Jepang, Tomohiro Masabayashi. Unggulan teratas itu kandas dalam dua set langsung, 1-6, 3-6. 

Begitu pula pasangannya. Nathan harus mengakhiri langkahnya setelah takluk dari petenis India, Yuvan Nandal, 4-6, 3-6. Kendati demikian, belia 19 tahun teringat namanya di rangking Asosiasi Petenis Laki-laki Profesional (ATP).

“Yah, pertandingan tunggalku berlangsung ketat juga. Berbanding terbalik dengan kemenangan sektor ganda, aku kalah dengan selisih satu break di setiap set. Beruntungnya, rekan gandaku jago. Kekalahan itu tidak terulang,” ujar Nathan.

Nathan pun masih memiliki rekan senegeri di sektor kejuaraan ganda yang disponsori perusahaan tambang. Duet Gen Z, Claudio Renaldi Lumanau/Renaldi Aqila Arifadli Salim, melangkah usai mengatasi duet gado-gado Indonesia/India, Aldhito Ramadhan Dwi Kurniawan/Abinav Sanjeev Shanmugam. Dio/Aqilla menang 6-4, 6-3.

Pada perempat final, Kamis (19/9), Nathan/Blake menghadapi ganda Korea Selatan, Chan-Yeong Oh/Seungmin Park. Sementara itu, Claudio/Aqilla menantang unggulan teratas, pasangan gado-gado asal Ghana/Jepang, Asaba/Leo Vinthoontien.