JAKARTA, CEKLISSATU - Komunitas Bike to Work( B2W) Indonesia telah meninggalkan predikat “Kota Ramah Sepeda” pada Jakarta, pada minggu ini.


Fahmi Saimima, Ketua B2W Indonesia, menyatakan pencabutan gelar tersebut karena dinilai kurang konsistennya Jakarta dalam mengembangkan fasilitas bagi pengendara sepeda.


Gelar "Kota Ramah Sepeda" diberikan kepada Jakarta pada tahun 2021 oleh B2W karena sistem perencanaan kota yang mengesankan untuk bersepeda dan pembangunan jalur sepeda yang ekstensif. Inisiatif ini didanai dengan anggaran sebesar Rp 119 miliar (US$7,61 juta) selama periode tiga tahun.


Dalam keterangan resmi akun Instagram @b2w_indonesia, Selasa, Fahmi mengumumkan pencabutan penghargaan tersebut dan menyatakan Kota Jakarta gagal mempertahankan predikat sebagai Kota Ramah Sepeda.


Fahmi menjelaskan, B2W menilai kebijakan Pemprov DKI terhadap pesepeda menemukan beberapa tindakan yang bertentangan dengan prinsip B2W dalam rangka memfasilitasi dan menjamin keselamatan dan keamanan pesepeda.


Fahmi menegaskan, pilihan Pemprov DKI yang menghentikan pendanaan pembangunan jalur sepeda pada 2024 merupakan indikasi jelas kurangnya dedikasi mereka terhadap pesepeda di Jakarta.


Contoh lainnya adalah penghapusan jalur pejalan kaki dan sepeda di kawasan Santa, Jakarta Selatan, yang dilakukan untuk memanipulasi lalu lintas.


Fahmi menambahkan, kenyataannya menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil justru bertentangan dengan semangat penghargaan tersebut. Pj Gubernur Heru Budi Hartono justru membalikkan kebijakan sebelumnya sehingga penetapan Jakarta sebagai 'Kota Ramah Sepeda' kini terkesan ironis.


“Kami menilai tidak pantas untuk mempertahankan penghargaan tersebut, karena kondisi saat ini jauh dari kesempurnaan yang awalnya diakui saat penghargaan diberikan,” ujarnya.