BOGOR, CEKLISSATU - Hadapi Pemilihan Umum (pemilu) 2024 mendatang,  Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) marathon menggelar Musyawarah Anak Ranting (Musran) di 6 Kecamatan se-Kota Bogor.

Setelah menggelar Musran di Kecamatan Bogor Utara, kini giliran Kecamatan Bogor Timur yang menggelar Musran ke-VIII yang dilaksanakan di aula Kecamatan Bogor Timur, pada Minggu 5 Juni 2022 kemarin.

Ketua DPC PPP, Zaenul Mutaqin  menyebut, Musran tersebut merupakan bagian dari pada amanat konstitusi di partai yakni AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) serta peraturan organisasi. Selain itu juga bagian dari pada konsolidasi PPP Kota Bogor.

"Target kedepannya kita menargetkan 7 kursi. Tambahan 2 kursi ini kita menghitung dari Bogor Selatan dan Bogor Barat," kata Zaenul usai Musran.

Jumlah itu, kata politisi yang akrab disapa ZM ini, berkaca pada pemilu lalu yang hanya mendapatkan 5 kursi yang diperoleh dua kali pemilu berturut-turut. Dengan demikian, untuk tahun 2022 ini perolehan suara dan juga perolehan jumlah kursi di DPRD harus memiliki peningkatan.

ZM memaparkan, pada tahun 2014 PPP memperoleh suara 48 ribu kemudian tahun 2019 pada situasi dan kondisi pemilu saat itu mengalami penurunan dari sekitar 13 ribu hingga 35 ribu suara.

Untuk itu, sambung ZM, dengan waktu yang tersisa 1,5 tahun dan konsolidasi yang intens di tubuh partai pihaknya berharap pada pemilu 2024 nanti, suara PPP di atas 50 ribu di Kota Bogor.

Disinggung terkait pemilihan kepala daerah (pilkada), ZM mengklaim telah memulai pada tahun 2018 lalu dengan mengusung kader terbaik untuk maju.

Ia berharap dengan target tersebut, pemilu 2024 dapat dimaksimalkan. Sehingga partainya bisa kembali mengusung kembali kader terbaik partai PPP untuk maju di Pilkada November 2024.

"Tentu saja berbicara pilkada kita akan melihat hasil pileg. Sejauh mana perolehan suara. Karena kalau perolehan suaranya minimal bagaimana kita berbicara soal Pilkada," imbuhnya.

Menyikapi fenomenal beberapa partai yang memimpikan untuk bersanding dengan kadernya, ZM menyatakan belum bisa memutuskan, apalagi membuat kebijakan terkait dengan siapa nanti yang akan berkoalisi di pilkada. 

Meski saat ini telah muncul beberapa nama, ZM mengaku itu merupakan dinamika bagian dari jelang Pilkada. "Masih ada waktu 1,5 tahun. Karena politik itu dinamis kita lihat aja dulu nanti. Kita sekarang belum ikut-ikutan mendorong-dorong kader untuk menjadi wakil wali kota atau apapun," tegasnya.

"Kalau dukungan dari kader, saya rasa itu saya terima dengan baik. Saya berharap tidak hanya mengusung saja tapi mereka buktikan dengan kerja-kerja elektoral di tingkat masing-masing," ucap ZM menambahkan.