JAKARTA, CEKLISSATU - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani sampaikan komitmen Pemerintah Indonesia dalam memperkuat jaring pengaman keuangan regional.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani di Pertemuan Tahunan Bank Pembangunan Asia (ADB) tersebut pada 2-5 Mei 2024 di Tbilisi, Georgia.

Pertemuan ADB tahun ini mengambil tema “Brige to the Future” menjadi refleksi dari hubungan ekonomi dan keuangan saat ini dan masa yang akan datang.

Baca Juga : Sri Mulyani Sebut Pertumbuham Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat di Tengah Tantangan Global

Pertemuan ADB kali ini juga istimewa karena memperingati 50 tahun sejak berdirinya Asian Development Fund (ADF) pada tahun 1974. 

ADF merupakan salah satu bentuk komitmen negara-negara anggota ADB untuk memerangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup di Asia dan Pasifik, terutama di negara-negara termiskin dan rentan.

Sri Mulyani juga menghadiri ASEAN Finance Ministers and  Central  Bank  Governors Meeting+3 (AFMGM+3) yang membahas perkembangan stabilitas dan kebijakan ekonomi makro dan keuangan masing-masing negara dan kawasan, serta mendiskusikan upaya-upaya penguatan kerja sama keuangan ASEAN+3. 

Baca Juga : Ini Strategi Sri Mulyani Jaga Ekonomi Nasional Tetap Tumbuh 5 Persen

Salah satu agenda penting yang dibahas dalam AFMGM+3 tahun ini mengenai penguatan jaring pengaman  keuangan untuk fasilitas Rapid Financing Facility (RFF). 

Inisiatif tersebut diharapkan dapat membantu kawasan Asia dan Pasifik untuk mendapatkan likuiditas dalam menghadapi risiko non-sektor keuangan seperti pandemi dan bencana alam. 

“Indonesia berkomitmen untuk selalu mendorong peningkatan  kapasitas ASEAN+3  Macroeconomic Research  Office (AMRO) dalam melaksanakan fungsi pemantauan ekonomi kawasan dan memperkuat jaring pengaman keuangan regional,” jelas Sri Mulyani seperti dalam keterangannya, Selasa 7 Mei 2024.

Baca Juga : Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh Positif, Jokowi Sebut Ini Penyebabnya

Selain itu, kata Sri Mulyani, Indonesia juga mendukung pengembangan pasar  keuangan berkelanjutan  (sustainable finance market)  di  ASEAN, termasuk obligasi hijau (greenbond) dan obligasi berkelanjutan (sustainablebond). 

Sri Mulyani juga menegaskan komitmen Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan di tengah situasi global yang penuh tantangan, dilanjutkan berdiskusi mengenai transisi energi, hingga penguatan kerja sama antar negara, baik dari sisi ekonomi, perdagangan, dan investasi.