JAKARTA, CEKLISSATU - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi April 2024 yang menyebutkan, bahwa inflasi DKI Jakarta mengalami penurunan selama bulan April 2024.

Inflasi DKI Jakarta pada Maret 2024 sebesar 0,37 persen, dan April 2024 turun menjadi 0,26 persen. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI, Arlyana Abubakar mengatakan, inflasi selama lebaran di tiga tahun terakhir, lebaran 2024 jauh lebih rendah atau sekitar 0,50 persen. 

Baca Juga : Kelola Lahan Terbatas untuk Kendalikan Inflasi, Pemkot Bandung Serentak Tanam Cabai dan Bawang di 30 Kecamatan

Hal itu, kata dia, karena adanya deflasi atau daya beli masyarakat yang rendah pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. 

Arlyana menambahkan, menurut catatan tahunan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 2,11 persen, masih terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen.

Arlyana menjelaskan, deflasi sebesar 0,15 persen dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, dimana angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2024 mencapai 1,33 persen.

Baca Juga : Inflasi Nasional Terkendali, Tito Karnavian Ingatkan Pemda Jangan Terlena

Deflasi dari kelompok makanan disebabkan adanya penurunan pada komoditas telur ayam ras, cabe rawit, cabai merah, beras, dan sawi hijau. Hal itu juga karena masa panen raya di beberapa wilayah sentra yang meningkatkan jumlah pasokan,” jelas dia, Jakarta, Jumat 3 Mei 2024.

Selain itu, lanjut Arlyana, pasokan yang meningkat dari telur ayam ras juga mempengaruhi inflasi Jakarta, selain itu juga karena  harga pakan yang mulai mengalami penurunan.

Baca Juga : Pasar Murah Kadin Kabupaten Bogor, Asmawa Tosepu: Komitmen Pemkab dan Stakeholder Kendalikan Inflasi Daerah

Harga pakan unggas menurun karena mulai masuknya masa panen jagung di beberapa daerah penghasil.

Selain itu, inflasi juga dipengaruhi dari meningkatnya tarif transportasi udara dan darat, karena awal April 2024 lalu merupakan arus mudik lebaran Idulfitri 2024.

“Untuk kelompok trasnportasi, mengalami inflasi sebesar 0,77 persen. Lebih tinggi dari bulan sebelumnya, dimana deflasi tercatat sebesar 0,01 persen. Hal itu karena adanya peningkatan tarif angkutan udara dan tarif angkutan antar kota," bebernya.