BOGOR, CEKLISSATU - Partai Demokrat menggelar rapat darurat usai munculnya duet Anies Baswedan dan Cak Imin di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor pada Jumat 1 September 2023. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Ini sebuah emergency meeting karena terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dan tidak pernah kita bayangkan," kata SBY dalam keterangannya.

Berikut 10 poin SBY dalam rapat darurat di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor : 

1. SBY Tak Menyangka Muncul Prahara

Demokrat menyebut NasDem, yang sebelumnya sekoalisi, menentukan dengan sepihak duet Anies-Cak Imin. SBY mengatakan manuver NasDem mengejutkan dan tidak disangka.

Baca Juga : Kecewa Kepada Anies Baswedan, SBY : Partai Demokrat Bersyukur Diselamatkan Tuhan

"Tadi malam, sebagaimana diketahui, Sekjen Demokrat telah mengeluarkan press release. Saya yakin yang membaca terkejut, tidak menyangka ada prahara seperti ini dan ternyata bukan hanya kader yang merespons sampai dini hari, tapi juga masyarakat luas," ucap SBY.

2. Majelis Tinggi Tentukan Capres-Cawapres yang Diusung

SBY mengatakan, sesuai AD/RT partai, Majelis Tinggi berwenang menentukan arah koalisi partai, termasuk dengan capres dan cawapres. SBY mengatakan pihaknya segera mengambil sikap.

"Ingat, sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat, konstitusi partai, Majelis Tinggi bertugas dan berwenang menentukan berkoalisi dengan partai mana, dalam pilpres sekaligus menentukan sikap capres dan cawapres yang hendak diusung oleh Partai Demokrat," tegas SBY.

3) SBY: Kita Masih Ditolong Allah SWT

SBY bersyukur duet Anies dan Cak Imin terbongkar jauh-jauh hari sebelum pendaftaran ke KPU. SBY menyebut Demokrat diselamatkan Allah SWT.

"Bayangkan kalau ditelikungnya kita ini, ditinggalkannya kita ini, satu-dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU, bayangkan seperti apa. Kita masih ditolong oleh Allah. Kita diselamatkan oleh sejarah. Ini syukur yang pertama," ungkap SBY.

"Syukur yang kedua, saya renungkan baik-baik tadi malam dalam kontemplasi saya, justru kita diselamatkan oleh Tuhan, oleh Allah. Apa yang saya maksudkan? Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-pemimpin besar bagi yang beragama Islam, akhlak Rasulullah," sambung SBY.

4. Ini Bukan Kiamat

SBY meminta seluruh kader untuk menenangkan hati. Presiden ke-6 RI itu menyebut apa yang dihadapi Demokrat saat ini bukanlah akhir dari perjuangan.

"Para anggota Majelis Tinggi, para kader Demokrat di mana pun Saudara berada, saya sangat mengerti perasaan emosi para kader. Saya minta mari kita tenangkan hati kita, pikiran kita, ini bukan kiamat, ini bukan akhir dari perjuangan kita, bukan," tutur dia.

5. Duet Anies-Cak Imin, SBY : Ini Kasar

SBY menilai siasat itu telah melampaui batas kepatutan moral dan kasar. 

"Menurut saya, ini melebihi batas kepatutan moral dan etika dalam politik. Ya kasar. Ya kalau bisa menggunakan istilah bahasa Inggris, it's really ugly," ungkap SBY.

6. Musang Berbulu Domba

SBY menyebut dirinya kebanjiran pesan setelah duet Anies-Cak Imin terbongkar. Salah satu pesan tersebut adalah soal 'musang berbulu domba'.

"Saya kebanjiran, tadi malam, dua malam itu sampai Subuh di sini, sejak pagi kita bekerja, pesan datang dari mana-mana, baik dari kader maupun nonkader dan rata-rata memang emosional. Saya pahamlah," ungkap SBY.

"Dari sekian banyak, ribuan saya kira, yang merespons, yang memberikan message itu, ada dua yang menarik bagi saya. Ini kata-katanya kurang lebih seperti ini ya, 'Aku tahu politik itu memang banyak akalnya, tapi tak kusangka buruk banget ini. Korbannya AHY dan Demokrat'. Begitu," tambah SBY.

"Ada lagi komentar, 'Ini Demokrat kena prank dari musang berbulu domba'," lanjutnya.

7. Kecewa dengan Anies, SBY : Kok Jadi Gini?

SBY mengatakan tidak ada satu kata pun yang disampaikan Anies terkait kesepakatan duet dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Dia menilai wajar jika semua kader mengalami perasaan kecewa.

"Dengan kejadian seperti itu, tidak ada satu kata pun yang disampaikan kepada saya, dan tentu kepada Ketum. Saya memang sebagai orang tua 'kok, jadi begini', ini saya saya kira semua merasakan perasaan kader kita di seluruh Tanah Air, emosi, kemarahan, yang diekspresikan dengan cara yang beda-beda," ujar SBY.

8. Pak Lurah

SBY menyoroti adanya menteri dari jajaran kabinet Presiden Jokowi yang intens melakukan lobi. Menteri tersebut mengajak Demokrat yang dipimpin AHY membentuk koalisi baru.

"Kita juga tahu, seorang menteri, menteri masih aktif dari kabinet kerja Presiden Jokowi, secara intensif melakukan lobi, termasuk kepada Partai Demokrat dengan mengajak membentuk koalisi yang baru. Koalisi Demokrat, PKS, dan PPP," kata SBY.

Bahkan SBY mengaku mendengar inisiatif menteri tersebut untuk mengajak Demokrat telah diketahui oleh Pak Lurah.

"Yang bersangkutan mengatakan, yang disampaikan itu, inisiatif ini, sudah sepengetahuan Pak Lurah. Kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya, dari yang bersangkutan," tambahnya.

9. SBY Sebut Sempat Diajak PDIP dan Gerindra

SBY mengungkap ajakan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto kepada Partai Demokrat.

"Menarik ajakan beberapa pihak terhadap Partai Demokrat untuk berjuang bersama. Saya kira rakyat mengetahui misalnya pihak Pak Ganjar, capres Ganjar Pranowo itu juga mengajak kalau Partai Demokrat bisa bergabung ke pihak beliau, ditandai pertemuan Mbak Puan dengan AHY beberapa saat yang lalu," ucap SBY.

10. Belum Ambil Keputusan Capres

SBY meminta para kader menenangkan diri dulu. Setelah itu, barulah bisa menentukan keputusan dukungan calon presiden (Capres).

"Menurut pandangan saya, saat ini, hari ini, besok atau lusa. Belum saatnya kita mengambil keputusan ke mana Demokrat akan bergabung misalnya. Atau capres mana yang kita dukung. Atau contoh yang lain," pinta SBY.

Ia berkaca pada pengalamannya saat menjadi tentara. Menurutnya, keputusan yang diambil tergesa-gesa bisa salah.

"Alasan saya, saya ini prajurit, ada Pak Mangindaan di sini, ada Pak Guntur di sini, ada Nachrowi Ramli di sini, ada Bung AHY di sini. Saya 30 tahun sebagai prajurit itu diajarkan, kalau kamu dalam keadaan yang sangat emosional, dengan pressure yang sangat berat jangan gopoh, tergesa-gesa mengambil keputusan. Karena bisa salah," pungkasnya.