BABULU LAUT, CEKLISSATU – Sadis. Pelajar kelas 3 SMK berinisial J diduga telah membunuh tetangganya sendiri yang berjumlah lima orang (satu keluarga), pada Selasa (6/2/2024) sekitar pukul 01.30 Wita di Dusun Lima Desa Babulu Laut, Penajam Paser Utara (PPU).

Para korban di antaranya, suami istri WL dan SW, kemudian anak-anaknya berinisial RJ (15), VDS (11), dan ZAA (3).

RJ disebut-sebut merupakan anak tiri WL. Kasus pembunuhan tersebut menggegerkan warga PPU. Selain sadis, pelakunya adalah salah seorang siswa SMK Kelas 3 di PPU.

Kejadian itu pertama kali diketahui Ketua RT18, Agus Salim. Ia mengaku, pada dini hari itu pintu rumahnya diketuk dua warganya yang memberitahukan bahwa telah terjadi pembunuhan.

Baca Juga : Menyimpan Konten Pornografi di HP, Kejiwaan Pelaku Pembunuhan Mahasiswi di Depok akan Diperiksa Polisi

“Ada warga saya yang lapor ke saya dan saya langsung ke tempat kejadian perkara (TKP), dan saya langsung membangunkan warga sekitar," ungkap Agus Salim.

Kemudian Agus Salim langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Babulu, PPU. Tak lama setelah itu, tim kepolisian berdatangan untuk melakukan penyelidikan. 

Menurutnya, setibanya di TKP, dia melihat pintu depan rumah korban dalam keadaan terbuka. Dua warga yang melaporkan adanya peristiwa pembunuhan itu kepadanya langsung masuk rumah korban.

"Yang mendatangi saya itu atas nama J dan satunya atas nama A,” tuturnya. 

Dia mengungkapkan, bahwa keduanya datang dengan cara menggedor pintu rumahnya. "Saya tanya kepada A, ada apa? Pak RT ada bacokan di sana, habis bertimpasan, ada bacokan di tempat Pak WL, warga Sampean, berdarah semua," kata Agus Salim menirukan laporan warganya itu.

Setelah menerima laporan itu, ia kemudian membangunkan anaknya, dan berempat mendatangi TKP dengan naik sepeda motor. Jarak rumah korban dengan rumahnya agak jauh.

"Saya tidak berani masuk, dan hanya berada di depan pintu saja, di luar, di halaman. Pintunya sudah terbuka tapi tidak terbuka lebar," terang Agus Salim. 

"Setelah itu saya berteriak memanggil istri korban, ternyata, tak ada jawaban. Saya juga bangunkan warga sekitar dan kemudian saya lapor ke polsek," tambahnya.

Saat dia mendatangi TKP, lampu rumah dalam keadaan menyala terang. Dia melanjutkan kemudian berani masuk ke rumah korban bersama petugas kepolisian yang tiba di TKP atas laporannya itu.

Dia mengaku, menyaksikan korban WL bersimbah darah di ruang tamu, SW, VDS, ZAA berada di kamar tidur, dan RJ berada di dapur.

Mereka ditemukan dalam kondisi tewas sangat mengenaskan dengan luka bacokan yang sadis. Saat dikonfirmasi terhadap nama J, apakah yang kemudian dijadikan tersangka oleh kepolisian, ia membenarkan. 

“Iya, betul,” jelasnya.