JAKARTA,CEKLISSATU -.Presiden Filipina Ferdinand, Marcos Jr. dengan tegas mengutuk pembunuhan seorang jurnalis Filipina dan memerintahkan polisi untuk melakukan penyelidikan guna menuntut pelaku.

Jurnalis yang dikenal sebagai "DJ Johny Walker", Juan Jumalon, diserang oleh penembak tak dikenal saat sedang melakukan siaran dari rumahnya di sebuah kota di Filipina selatan pada Minggu pagi. kata Serikat Nasional Jurnalis Filipina (NUJP) mengutip laporan awal kepolisian.

"Serangan kepada jurnalis tidak akan ditolerir dalam demokrasi kita, dan siapa pun yang mengancam kebebasan media akan menangguh penuh akibat perbuatannya," kata Marcos lewat media sosial X.

Badan pengawas media NUJP juga mengutuk "pembunuhan brutal" yang disebut terabadikan dalam siaran langsung acara Jumalon. Rumah Jumalon di Calamba, Misamis, difungsikan sebagai stasiun radionya.

Sejak Ferdinand Marcos memegang jabatan pada Juni 2022, insiden pembunuhan Jumalon menjadi kasus keempat yg menewaskan jurnalis, sementara secara keseluruhan telah terjadi 199 kasus sejak demokrasi kembali ke Filipina pada 1986. Angka itu termasuk 32 jurnalis terbunuh dalam satu insiden pada 2009.

Meskipun memiliki lingkungan media yang salah satu paling bebas di Asia, Filipina tetap menjadi salah satu tempat paling berbahaya bagi para wartawan, terutama di daerah.

Menurut Indeks Impunitas Global 2023 yang dirilis oleh Komite Perlindungan Jurnalis pekan ini, Filipina menempati peringkat kedelapan sebagai salah satu negara terburuk dalam hal intimidasi terhadap jurnalis.