BOGOR, CEKLISSATU - Sebanyak 500 ton sampah di wilayah Kota Bogor hari ini tidak terangkut lantaran adanya mogok kerja yang dilakukan para sopir truk pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor.

Akibatnya, sejumlah TPS mengalami penumpukan sampah lantaran tidak ada pengangkutan oleh pihak kebersihan.

Kepala DLH Kota Bogor, Denni Wismanto mengatakan aksi mogok kerja tersebut dipicu karena para sopir menuntut kenaikan biaya operasional.

"Sebetulnya di perjalanan banyak hal yang tidak bisa diduga. Ada proses bisnis yang memang belum bisa kita akomodir. Namanya di jalan banyak kebutuhan-kebutuhan. Selama ini kebutuhan di jalan itu ditanggulangi oleh sopir. Lama-lama juga mungkin mereka berat dan harus jadi beban kita," ucapnya.

Baca Juga : Uji Coba Operasional Mal Pelayanan Publik Kabupaten Bogor

Menurutnya, para sopir meminta tambahan biaya operasional sebesar Rp50 ribu per hari, sebab selama ini kendala seperti parkir dan pecah ban ditangguh sepenuhnya oleh sopir.

"Ya kisaran 50 ribu. Parkir dan ban pecah selama ini ditanggung sama dia (sopir) uangnya ketika sopir mengeluarkan uang sendiri mungkin rugi dan kita juga tidak ada proses bisnis seperti itu," ujarnya.

Kendati demikian, Denni menyebut bahwa pihaknya akan mencari solusi permasalahan yang dikeluhkan sopir truk kebersihan dengan berkoordinasi bersama pimpinan di Pemkot Bogor.

"Secepatnya kita komunikasikan dengan pimpinan kita, mudah-mudahan ada solusi terbaik," terangnya.

Denni berharap bahwa aksi mogok sopir truk sampah dapat berlangsung hanya hari ini sehingga ratusan ton sampah tidak bisa terangkut ke TPA Galuga. "Sampah per hari 400-500 perton. Berarti 500 ton sampah tidak terangkut hari ini," katanya.