JAKARTA, CEKLISSATU - Kelola sampah di Kota Bandung, Komunitas Tionghoa mengubah sampah menjadi briket

Melalui inovasi pengolahan sampah dengan alat Nawasena, Komunitas Tionghoa Kota Bandung bisa mengolah sampah organik dan residu 3 ton per 7 jam. 

Ketua Duta Toleransi Kota Bandung, Tan Tjong Boe mengatakan, Nawasena menjadi salah satu alternatif persoalan sampah di Kota Bandung.

Baca Juga : Komisi III DPRD Kota Bogor Minta DLH Perhatikan Kesejahteraan Sopir Truk Sampah

Dengan Nawasena, sampah dimasukkan ke mesin pencacah, sehingga menjadi cacahan kecil. 

Cacahan tersebut dicampur tapioka dan ramuan zat adiktif, seperti serbuk pakan ikan. 

Kemudian dicetak dan dimasukkan ke dalam mesin briket

Baca Juga : Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, 500 Ton Sampah Tak Terangkut

Dari hasil pengujian bahan bakar untuk memasak, api yang dihasilkan tidak berbau. 

Briket tersebut, telah diujicoba menjadi bahan bakar kompor yang dibuat khusus dengan booster menggunakan air tawar.

Setelah itu, hasil olahan sampah dicetak menjadi briket. Dengan briket sampah ini bisa mendidihkan air hanya 3 menit.

Baca Juga : TPPAS Nambo Diuji Coba, Kabupaten Bogor Harap Dapat Kuota Lebih Besar Tangani Sampah

Dikatakan, alat Nawasena sudah ada beberapa daerah lain yang menggunakan mesin pengolah sampah tersebut. 

Misalnya di Indramayu, yang kabarnya telah memesan 6 set alat ini.

Selain mesin pengolah sampah residu, Nawasena juga dapat memanfaatkan sampah kayu dan daun menjadi bahan bakar. 

Baca Juga : Uji Coba Operasional TPPAS Lulut-Nambo

“Pengolahan sampah menjadi briket ini bermanfaat secara ekonomi maupun lingkungan,” kata Tan Tjong Boe. 

“Juga merupakan salah satu alternatif persoalan sampah di Kota Bandung,” tutup dia.