JAKARTA, CEKLISSATU - Tagline "Kerja Keras Bebas Cemas" terus bergelora dan dikampanyekan saat perayaan BPJS Ketenagakerjaan ke 45 tahun. BPJS Ketenagakerjaan berikrar untuk terus berkembang dan bergerak maju, menjaga integritas serta menyatukan semangat mensejahterakan seluruh pekerja Indonesia.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pihaknya berkomitmen menyatukan semangat dari seluruh insan BPJS Ketenagakerjaan dan stakeholders terdekat seperti kementerian, pengusaha hingga serikat pekerja/ buruh, untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja Indonesia.

“Hari ini kami genap berusia 45 tahun, sebuah usia yang sudah bisa dibilang matang. Kami berikrar untuk terus memperluas cakupan perlindungan program jaminan sosial ketenagakerjaan untuk seluruh pekerja, terutama bagi pekerja informal atau pekerja bukan penerima upah. Kami juga akan terus meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga peserta akan semakin merasakan manfaat hadirnya BPJS Ketenagakerjaan," ucap Anggoro dalam keterangannya, Rabu 7 Desember 2022.

BPJS Ketenagakerjaan saat ini sedang mengoptimalkan strategi ekstensifikasi, intensifikasi dan retensi. Memanfaatkan peluang kerja sama dengan Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah, business to business, serta utilisasi engine perisai. Ini karena target peserta adalah BPU, kampanye Kerja Keras Bebas Cemas akan digunakan untuk melindungi sebanyak-banyaknya pekerja.

Baca Juga : Menpan RB Ungkap Praktik KKN Tenaga Honorer

“Saat ini pencapaian kepesertaan aktif kami adalah sebesar 36 juta tenaga kerja atau meningkat 6 juta dari tahun sebelumnya. Angka peningkatan ini merupakan rekor tertinggi selama BPJS Ketenagakerjaan berdiri, dan target sampai dengan tahun 2026 adalah 70 juta tenaga kerja,” ungkapnya.

Selama tahun 2022, kinerja pelayanan BPJS Ketenagakerjaan juga terus meningkat. Komitmen perubahan pola pikir ke arah customer oriented telah membawa perubahan terhadap kualitas manfaat dan layanan yang terasa makin dekat dengan peserta. 

Tercatat success rate Jaminan Hari Tua (JHT) tahun ini telah mencapai 99.58%, dengan rata-rata SLA masa tunggu JHT via Online atau video call kurang dari 3 hari, serta rata-rata proses klaim JHT via Jamsostek Mobile (JMO) kurang dari 15 menit. 

Utilisasi kanal klaim melalui aplikasi JMO juga tercatat di angka 25%, lebih tinggi dari kanal Kantor Cabang sebesar 15%, namun masih dibawah utilisasi kanal Online (video call) sebesar 60%.

Melalui JMO, di Desember ini BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan launching pengembangan ekosistem aplikasi dengan berbagai loyalty program & benefits yang bermanfaat bagi pekerja seperti fitur Dana Siaga, MLT, Wallet, Co-marketing, Inclusive Job Center, serta News & Entertainment. Hal ini ditujukan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada peserta, meningkatkan engagement dan utilisasi JMO, serta menjaga retensi tenaga kerja.

Baca Juga : Komisi IV Minta Disnaker Bikin Pelatihan untuk Pekerja Difabel

Jika melihat dari kinerja pengelolaan dana yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan, hasilnya pun sangat memuaskan. Hingga saat ini pengelolaan dana sudah di atas target yaitu mencapai Rp 616 triliun dengan penambahan pertumbuhan 14,8% year to year

Hasil kinerja investasi juga mengalami pertumbuhan 15,7% YOY dengan realisasi Rp33,2 triliun. Sebagai engine penguatan strategi investasi untuk mencapai target kelolaan dana sebesar Rp1.001 triliun di tahun 2026, BPJS Ketenagakerjaan akan segera mengimplementasikan terobosan baru dalam pengelolaan dana pada portofolio investasi langsung, salah satunya melalui inisiasi pembentukan Investment Holding Company.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Kebayoran Baru Boby Foriawan menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung penuh kampanye "Kerja Keras Bebas Cemas" yang digaungkan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

"BPJAMSOSTEK Jakarta Kebayoran Baru terus melakukan edukasi dan sosialisasi program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan khususnya bagi para pekerja-pekerja informal yang ada di wilayah Kebayoran Baru dan sekitarnya," tandasnya.  

Boby menambahkan, kampanye Kerja Keras Bebas Cemas ini mudah-mudahan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan dipahami oleh seluruh pekerja Indonesia.

"Pekerja sebagian besar merupakan tulang punggung bagi keluarganya sehingga perlu untuk dilindungi dengan program BPJS Ketenagakerjaan agar para pekerja bisa bekerja dengan rasa aman tanpa penuh kecemasan," tegasnya.