JAKARTA, CEKLISSATUOperasi keamanan yang dijalankan TNI-Polri di Papua tidak lagi hanya mengandalkan cara-cara konvensional atau manual, tetapi juga didukung penggunaan teknologi.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan, penggunaan teknologi saat operasi diperlukan untuk memaksimalkan tugas di lapangan.

Di antaranya ketika membedakan antara warga sipil dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Baca Juga : Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Tekankan Sinergitas TNI-Polri, Amankan Pemilu hingga Bencana Alam

"Teknologi tentunya pasti kami gunakan, sehingga kemudian kami juga betul-betul meminimalisir yang kami hadapi ini kelompok masyarakat atau kelompok kriminal bersenjata," ungkap Kapolri kepada wartawan, seperti dikutip ceklissatu.com dari humas.polri.go.id.

Selain itu lanjut Listyo Sigit Prabowo, penggunaan teknologi sangat penting saat menjalankan operasi keamanan di Papua

Namun, Polri dan TNI mengedepankan upaya diplomasi dalam menyelesaikan persoalan di Bumi Cendrawasih.

Baca Juga : Pembinaan Pra Khirdin Pati Polri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo: Terima Kasih Senior Atas Pengabdiannya

"Kami tetap mengimbau dengan konsep-konsep diplomasi yang kami miliki untuk bagaimana kami sama-sama menjaga mereka (KKB) menjadi satu di dalam lingkup NKRI," terangnya.

Listyo Sigit Prabowo mengatakan, Polri menjalankan dua operasi di Papua, yakni operasi yang bersifat soft lewat diplomasi, dan operasi yang bersifat hard atau menggunakan penegakan hukum.

Operasi soft approach tersebut operasi yang dilakukan untuk mengawal program-program terkait dengan pembangunan di Papua

Yaitu bagaimana mensejahterakan masyarakat Papua, meningkatkan sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur.

Kemudian terkait keberadaan KKB di Papua, Polri dan TNI menggunakan operasi penegakan hukum agar pembangunan di Papua tidak terganggu.