BOGOR, CEKLISSATU - Politikus Gerindra, yang juga Bacawalkot tahun 2024, Jenal Mutaqin menjadi salah satu narasumber dalam acara dialog terbuka bersama para bakal calon (balon) Walikota Bogor 2024 di acara Milad Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bogor ke-26 di Gedung DPRD Kota Bogor, kemarin.


Bakal calon walikota Bogor dari partai Gerindra ini mengapresiasi kegiatan tersebut. Namun dirinya merasa, dialog yang dilakukan oleh KAMMI ini bukanlah forum tentang siapa bakal calon walikota yang pintar dan bukan forum tentang siapa gagasannya yang lebih ideal, serta bukan juga forum tentang siapa yang paling pantas.


"Kalau saya kemas, dialog tadi lebih kepada para bakal calon ini memberikan masukan dan diskusi, dan alhasil tadi luar biasa, responnya begitu antusias, masyarakat dan mahasiswa yang tadi bertanya meminta pendapat kepada bakal calon ini terjadi interaktif sungguh hangat," kata Jenal Mutaqin saat ditemui di lokasi.

Baca Juga : Pria di Cibuluh Tusuk Pemotor di Bagian Dada, Pelalu Diamankan Polisi


Pria yang karib disapa JM ini menambahkan, kegiatan seperti ini bukan mencari kualitas seseorang lebih baik, tetapi masukan dan narasi dari para bakal calon bisa dirangkum oleh semuanya. Sehingga, dirinya sangatlah mengapresiasi kegiatan ini dan diharapkan bisa dilakukan oleh mahasiswa maupun masyarakat umum lainnya.


Kemudian, JM menuturkan, di saat dialog berlangsung dirinya mendapat beragam keluhan atau aspirasi warga diantaranya terkait bantuan program rumah tidak layak huni (RTLH), dimana dalam pelaksanaannya masyarakat selaku penerima manfaat mengaku adanya pemotongan yang dilakukan oleh oknum.


"Tadi saya mendengarkan langsung ada info dan isu soal RTLH yang bantuannya dipotong (disunat), dan saya minta langsung kepada yang bersangkutan untuk melapor ke saya berikut dengan bukti-bukti ril, karena akan saya laporkan ke Polresta Bogor Kota," tegasnya.


Selain itu, kata JM, ada keluhan juga soal penggusuran terhadap pedagang kaki lima (PKL) tanpa dilakukan tahapan-tahapan sesuai dengan peraturan, dan hal ini yang harus didengar oleh para bakal calon walikota, termasuk dirinya yang akan ikut dalam kontestasi pilkada 2024 ini.


"Dan inilah kondisi di Kota Bogor, satu suara itu dari warga Kota Bogor dan kita harus dengarkan, syukur-syukur bisa kita bantu dan merealisasikan dengan apa yang menjadi permasalahan saat ini," ungkapnya.


Saat ditanya adanya keluhan tersebut apakah walikota Bogor yang sekarang tidak bisa menyelesaikannya, kata JM, setiap kepala daerah itu memiliki skala prioritas, dan Ia menilai kepemimpinan Bima Arya sebagai walikota Bogor dua periode itu sudah bagus dan berinovasi, karena dibuktikan dengan berubahnya wajah Kota Bogor lebih estetik.


Tetapi, lanjut JM, selama dirinya menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Bogor selama 15 tahun ada hal-hal yang belum tersentuh atau belum maksimal, dan ini yang perlu dilakukan oleh dirinya dan juga para bakal calon walikota lainnya.


"Mungkin ini kepala daerahnya tidak tahu, atau kepala dinasnya tidak laporan, atau juga political will-nya yang greget ke kasus yang tadi disampaikan oleh masyarakat. Jadi, intinya adalah semua tidak ada yang sempurna, butuh kolaborasi, butuh sinergitas dan saling memberikan masukan," pungkasnya.


Acara dialog dihadiri oleh beberapa Bacawalkot, diantaranya, Jenal Mutaqin, Sendi Fardiansyah, dr. Rayendi Rayendra, dan Hariyandra Putra. Sedangkan yang tidak hadir Bacawalkot Dedie Rachim, Aji Jaya Bintara dan Atang Trisnanto.