JAKARTA, CEKLISSATU - Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan. Sebagai tanaman yang relatif mudah ditanam di berbagai jenis tanah dan kondisi iklim, sorgum telah lama dikenal sebagai bahan makanan di berbagai belahan dunia. 

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, sorgum mulai menarik perhatian sebagai salah satu bahan baku yang bisa dimanfaatkan untuk energi terbarukan, terutama untuk produksi bioenergi, termasuk biofuel seperti etanol dan biodiesel.

Salah satu keunggulan sorgum sebagai sumber energi terbarukan adalah kemampuannya untuk tumbuh di lahan marginal, yang sering kali tidak cocok untuk tanaman pangan lain.

Baca Juga : Kembangkan Sumber Energi Terbarukan dari Sorgum, Ini yang Dilakukan Pemkot Bandung 

Hal ini memungkinkan sorgum menjadi alternatif yang menarik untuk menghasilkan energi tanpa mengurangi lahan yang digunakan untuk produksi pangan utama. 

Selain itu, sorgum memiliki siklus tumbuh yang cepat dan memerlukan lebih sedikit air dibandingkan tanaman seperti tebu atau jagung yang umumnya digunakan sebagai bahan baku biofuel.

Menurut penelitian, sorgum dapat menghasilkan bahan bakar etanol yang setara dengan tebu, tetapi dengan input sumber daya yang lebih rendah. 

Baca Juga : Pemkot Jajaki Sorgum Jadi Solusi Pangan dan Pakan Kota Bandung

Ahli agronomi di Texas A&M University Dr. William Rooney menyatakan, bahwa sorgum memiliki potensi besar untuk diintegrasikan dalam skema energi terbarukan, karena efisiensi produksi biomassa yang tinggi serta ketahanan terhadap perubahan iklim. 

Rooney menambahkan bahwa sorgum dapat memberikan hasil tinggi dengan perawatan yang minimal, menjadikannya tanaman yang hemat biaya.

Di samping manfaatnya sebagai sumber energi terbarukan, sorgum juga berperan penting dalam ketahanan pangan, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap kekeringan. 

Sorgum dapat bertahan hidup di tanah kering dan beriklim panas, yang menjadikannya pilihan utama bagi wilayah yang sering mengalami gagal panen akibat kekurangan air. Sorgum merupakan sumber karbohidrat yang kaya dan sering kali digunakan sebagai bahan pokok di banyak negara berkembang, seperti India dan negara-negara di Afrika.

Baca Juga : Upaya Tingkatkan Kesadaran Lingkungan, Pemkab Bogor Verifikasi 347 Kampung Ramah Lingkungan

Ahli orgum dan pemenang Penghargaan Dunia Pangan Dr. Gebisa Ejeta mengatakan, sorgum sebagai tanaman strategis dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global,  serta merupakan tanaman dengan toleransi tinggi terhadap kekeringan, yang mampu memberikan hasil yang cukup tinggi meskipun dalam kondisi cuaca ekstrem. 

Sorgum juga diakui berperan dalam mengatasi kelaparan, terutama di negara-negara berkembang. Sebagai tanaman yang tumbuh cepat dan membutuhkan input sumber daya yang lebih sedikit, sorgum dapat membantu menyediakan pangan di wilayah yang minim akses terhadap bahan pangan lain. 

PBB dan organisasi-organisasi pangan internasional telah mempromosikan sorgum sebagai solusi dalam program ketahanan pangan global, mengingat kemampuannya untuk memberikan hasil yang baik di berbagai kondisi lingkungan, seperti erosi tanah dan penggunaan pestisida. Tanaman ini mampu memperbaiki kualitas tanah dengan sistem perakarannya yang dalam, serta memiliki ketahanan alami terhadap banyak jenis hama, sehingga mengurangi kebutuhan pestisida kimia.

Baca Juga : Lawan Kelaparan Dunia, Prabowo Akan Bicara di Forum Keamanan Pangan Global pada KTT G20

Selain itu juga, sorgum dapat dimanfaatkan untuk bioenergi, seperti Amerika Serikat dan Brazil yang telah mulai mengembangkan sorgum sebagai sumber bioenergi. Pemerintah serta perusahaan energi telah berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produksi biofuel dari sorgum

Investasi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas serta mengurangi biaya produksi, sehingga dapat bersaing dengan bahan bakar fosil dan sumber bioenergi lainnya.

Meskipun memiliki banyak keunggulan, pengembangan sorgum sebagai sumber energi terbarukan juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perlunya peningkatan infrastruktur pengolahan dan distribusi bioenergi dari sorgum

Baca Juga : WFP : Penduduk Gaza Diambang Kelaparan dan Krisis Air Bersih

Selain itu, karena sebagian besar lahan pertanian sudah dialokasikan untuk tanaman pangan utama, ada kebutuhan untuk mengoptimalkan penanaman sorgum tanpa mengganggu pasokan pangan.

Sorgum menawarkan solusi potensial dalam transisi menuju energi terbarukan serta meningkatkan ketahanan pangan global. 

Dengan manfaatnya yang beragam, mulai dari bahan bakar etanol hingga biodiesel, serta perannya dalam pertanian berkelanjutan, sorgum bisa menjadi kunci dalam mengatasi tantangan energi dan pangan di masa depan. 

Namun, untuk mencapai potensi maksimalnya, investasi dan pengembangan lebih lanjut dalam penelitian serta infrastruktur perlu dilakukan.