BOGOR, CEKLISSATU - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melaksanakan Kick Off sekaligus Sosialisasi Rencana Operasional Indonesia's FOLU Net Sink 2030 di Pulau Jawa di IPB Convention Center, Kota Bogor pada Selasa, 6 Februari 2024.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono mengatakan bahwa kegiatan hari ini merupakan bagian dari rangkaian kerja Institusional FOLU Net Sink 2030 yang dimulai sejak tahun 2021.

Bambang juga mengapresiasi jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat atas responsnya terhadap upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Baca Juga : Kecelakaan Motor di Jalan Raya Cileungsi, Satu Orang Meninggal Dunia

"Sosialisasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030 merupakan langkah strategis dalam mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terutama setelah Enhanced NDC pada September 2022," ucapnya kepada wartawan.

Bambang mengungkapkan bahwa Indonesia telah melewati proses panjang sejak Ratifikasi Paris Agreement 2016 dan menetapkan target aksi ketahanan iklim pasca 2020.  

Peningkatan target melalui Enhanced NDC khususnya di sektor FOLU, masih kata Bambang, memberikan peluang besar untuk mencapai penurunan emisi nasional hingga 60 persen pada tahun 2030.

Bambang menyebut bahwa sektor FOLU Region Jawa menjadi fokus penting dalam rencana operasional, dengan langkah kerja sistematis seperti pencegahan deforestasi, pembangunan hutan tanaman dan perlindungan konservasi keanekaragaman hayati.

"Pendekatan spasial dalam Rencana Operasional memastikan implementasi yang tepat lokasi dan luasan, khususnya dalam mempertahankan hutan, pengayaan tutupan lahan, dan pemulihan areal terdegradasi," ungkapnya 

Pulau Jawa dengan potensi tinggi untuk kontribusi mitigasi dan peningkatan cadangan karbon, sambungnya, membutuhkan langkah-langkah strategis dalam peningkatan tata kelola hutan dan lingkungan yang berkelanjutan. 

"KLHK telah menetapkan arahan kebijakan terkait isu-isu strategis pengelolaan hutan, termasuk keberlanjutan ekosistem hutan dalam konteks landscape management," jelasnya.

Di sisi lain, dukungan internasional terhadap Indonesia's FOLU Net Sink 2030 semakin bertambah, terutama setelah MoU pasca COP 28 UNFCC di Dubai tahun 2023. Melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), lanjutnya, pendanaan dari luar negeri diharapkan akan mempercepat pencapaian target pengurangan emisi.

Dalam menghadapi era perdagangan karbon, Bambang menambahkan bahwa Indonesia telah meluncurkan Bursa Karbon pada September 2023. 

"KLHK membangun Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan Karbon untuk efektifitas pelaksanaan nilai ekonomi karbon di Indonesia. Regulasi dan aturan nasional telah ditetapkan untuk mengatur nilai ekonomi karbon dan perdagangan karbon," imbuhnya.

Bambang pun menekankan pentingnya tata kelola karbon pada High Carbon Stock Forest (HCVF) dan perhatian terhadap tata kelola karbon hutan di APL.

"Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk bekerja keras dan bersinergi untuk menyelamatkan hutan, lingkungan dan peradapan, mewujudkan pembangunan dan tata kelola hutan, air, tanah dan udara yang berkelanjutan untuk kehidupan yang lebih baik," katanya.

Ditempat yang sama, Sekretaris Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan pada KLHK, Herban Heryandana menuturkan bahwa tujuan penyelenggaraan Kick Off sekaligus Sosialisasi Rencana Operasional Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Region Jawa di Jawa Barat untuk mengawali kegiatan guna menyampaikan dan menyebarluaskan informasi kebijakan, strategi dan rencana implementasi rencana aksi yang mengacu pada target penurunan emisi GRK sampai dengan tahun 2030 kepada seluruh pemangku kepentingan di Pulau Jawa. 

"Hal itu dilakukan agar seluruh pihak dapat berkolaborasi melaksanakan aksi-aksi mitigasi untuk penurunan emisi GRK dan target-target yang telah ditetapkan pada Rencana Operasional FOLU Region Jawa," jelasnya.

Adapun dalam kegiatan Kick Off dan Sosialisasi Sub Nasional Rencana Operasional Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Region Jawa di Provinsi Jawa Barat akan membahas beragam aspek yang mencakup Strategi Pemerintah Daerah dalam upaya penurunan emisi GRK, Penguatan kebijakan, Target, Program dan Kegiatan, Program Unggulan, Rencana Penganggaran, Rencana Monitoring dan Evaluasi.

"Kegiatan ini juga bertujuan untuk melakukan sosialisasi langkah-langkah kerja Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Region Jawa dalam upaya penurunan emisi GRK di Provinsi Jawa Barat dan memperoleh masukan dari para pemangku kebijakan, akademisi, praktisi dan ahli dibidang lingkungan hidup dan kehutanan," tegasnya.

Sementara itu, Pemerhati Lingkungan, Ananda Tohpati mengungkapkan bahwa dari sudut pandang masyarakat, peran masyarakat ini seharusnya didorong regulator agar lebih aktif, sebab pada dasarnya banyak elemen masyarakat dari pemuda maupun berapa pihak lainnya yang memang konsen terhadap lingkungan dan alam.

"Saya juga tertarik ke sini karena ada rencana operasional terkait FOLU Net Sink 2030 di Pulau Jawa yang akan disosialisasikan oleh KLHK, dengan harapan supaya bisa disinkronisasi dengan apa yang sebenarnya anak muda, dan masyarakat bisa lakukan sampai akar rumput," ungkapnya.

"Pada dasarnya alam ini akan baik kalau sinergitas antara pemerintah dan masyarakat sampai ke akar rumput bisa sinkron dan berjalan dengan baik," tambahnya.