BOGOR, CEKLISSATURibuan warga Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, mulai dari pagi atau sekitar pukul 07.00 WIB sudah turun ke jalan hingga padati kantor desa

Kedatangan warga yang berada di tiga dusun, tujuh rukun warga (RW) dan 36 rukun tetangga (RT) tersebut, untuk ikut memeriahkan Pawai Dongdang yang dilaksanakan Pemerintah Desa (Pemdes) Lemah Duhur di era kepemimpinan Ujang Najmudin.

Kepala Desa Lemah Duhur, Ujang Najmudin menjelaskan, Pawai Dongdang merupakan rangkaian pelestarian budaya melalui hasil bumi berupa makanan yang dikembalikan lagi ke masyarakat.

Kegiatan budaya ini, lanjutnya, termasuk dalam acara Mapag Bulan Pentas Seni dan Budaya yang rutin setiap setahun sekali dilaksanakan Pemdes Lemah Duhur

Baca Juga : Pembukaan MTQ Ke-46 Kabupaten Bogor Dimeriahkan Pawai Ta’aruf Ribuan Kafilah dari 40 Kecamatan

“Acara seperti ini sudah menjadi salah satu tradisi masyarakat Desa Lemah Duhur, tepatnya di wilayah Cimande," ujar Ujang Najmudin yang akrab dipanggil Iyang kepada wartawan saat kegiatan, Minggu (8/9/2024).

Pawai Dongdang 2.webp
MERIAH: Ribuan warga Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, mulai dari pagi atau sekitar pukul 07.00 WIB sudah turun ke jalan hingga padati kantor desa. FOTO: ISTIMEWA

Iyang menerangkan, istilah Pawai Dongdang sendiri diikuti dengan barisan pembawa hasil panen serta hasil bumi yang dihias menjadi beragam aneka bentuk. 

Kegiatan inipun semakin meriah saat iringan suara kendang penca menggema.

Pawai mulai dilakukan dengan berjalan dari awal titik star Padepokan Sanggar Seni Perguruan Penca Silat Tunas Muda Indonesia Kampung Cimande. Kemudian dilanjut berjalan menuju tempat finish yakni di halaman kantor desa.

Semua warga yang ikut serta dalam perayaan tahunan ini, sambung Kades Lemah Duhur, tidak hanya sekedar menukarkan makanan hasil bumi saja. 

Baca Juga : Ada Pawai Obor, Polisi Imbau Pengendara Menuju Puncak Gunakan Jalur Alternatif Malam Nanti

Tetapi, warga juga menampilkan kreativitasnya masing-masing khas budaya sunda. 

“Menariknya lagi, semua peserta di tiap RT dan RW, mengenakan berbagai pakaian tradisional adat sunda," paparnya.

Adapun dilaksanakannya pagelaran Mapag Bulan Pentas Seni dan Budaya ini, tidak lain untuk menyambut datangnya bulan awal Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Sehingga, kata Iyang, semua rangkaian kegiatan sekarang, merupakan bentuk rasa syukur kepada sang pencipta atas segala aktivitas masyarakat yang telah diberikan keberkahan. 

“Jadi Mapag Bulan ini adalah awal   menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW," ungkapnya.

Untuk mengapresiasi warga yang sudah ikut memeriahkan kegiatan rutin ini, panitia akan menilai kategori terbaik kepada para peserta yang menggunakan busana  berwarna-warni adat sunda.

Kades minta agar warga Cimande, khususnya di wilayah Desa Lemah Duhur untuk tidak melupakan warisan para leluhur terkait budaya sunda. 

“Jangan sampai budaya ini dilupakan, masyarakat berkewajiban untuk terus melestarikannya,” terangnya. 

“Saya dan Pemdes Lemah Duhur serta masyarakat akan tetap menjungjung tinggi budaya sunda. Bahkan tahun depan, kegiatan ini akan lebih meriah lagi," pungkas Iyang.