BOGOR, CEKLISSATU - Pengidap HIV-AIDS (Human Immuno Deficiency Virus and Acquired Immuno Deficiency Syndrome) di Bogor, Jawa Barat terus meningkat. Lebih menyedihkan, ibu dan anak-anak ikut terinfeksi virus tersebut akibat ulah sang ayah. 

Berdasarkan data LSM Lekas pada tahun 2022 tercatat 1.750 kasus HIV dan 851 kasus AIDS di Kota Bogor. Kemudian 6.058 kasus HIV dan 1.865 kasus AIDS di Kabupaten Bogor. 

"Lebih mengkhawatirkan HIV-AIDS penularannya sudah merambah ibu rumah tangga dan anak-anak," ungkap Muchsin, Senin 3 Juli 2023.

Muchsin mengatakan ibu rumah tangga dan anak umumnya tertular virus HIV/AIDS oleh suami atau ayahnya dari si anak. Ini disebabkan karena sering 'jajan' selain dengan istrinya. 

"Namun kecenderungannya saat ini suami transaksi PSK atau dikenal Open Booking Online (Open BO) lewat aplikasi," bebernya.

Aplikasi tersebut dengan mudah diakses dan memajang foto wanita-wanita cantik beserta tarifnya, tentu membuat pria akan tertarik. 

Di sisi lain, semakin berkembangnya prostitusi online lewat aplikasi lebih sulit dikontrol, karena setiap orang bisa langsung bertransaksi secara langsung. 

Untuk itu, pihaknya sangat setuju jika aplikasi yang berbau prostitusi online diblokir.

"Aplikasi yang berbau prostitusi harus diblokir. Makanya pencegahan HIV/AIDS itu perlu kerja sama dan sinergitas semua pihak, terutama pemerintah," kata dia. 

Koordinator Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat, Dolfi Rumampuk menyampaikan bahwa data menunjukkan ibu rumah tangga menjadi kelompok baru dalam penularan HIV/AIDS. 

"Data Kemenkes, 5.100 ibu dan anak tertular oleh pasangan atau suami. Ini tentu menjadi cambuk bagi kita kenapa bisa terjadi, dan apa yang salah. Apakah ibunya atau memang suaminya yang suka jajan dan sebagainya," ujarnya. 

Dolfi mengatakan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada keluarga dengan melibatkan Dinas Kesehatan di Bogor.

Selain itu, menggalakkan tes HIV-AIDS secara sukarela serta rutin mengadakan Volluntary Conseling and Testing (VCT) kepada populasi kunci.

"Kami juga akan terus mendatangi daerah yang memiliki resiko tinggi populasi kunci. Selain itu, juga ada pendampingan kepada komunitas ODHA (Orang Dekat HIV/AIDS),".