BOGOR, CEKLISSATU - Masih belum selesainya problematika soal penanggulangan sampah di Kabupaten Bogor, membuat Ketua DPRD Rudy Susmanto menyarankan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, untuk belajar dari Pemerintah Kota Solo dalam pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi.

"Permasalahan sampah di Kabupaten Bogor menjadi salah satu persoalan yang kami harus tangani bersama. Kami bisa mencontoh daerah lain, seperti Kota Solo di bawah kepemimpinan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka membangun PLTSa," saran Rudy Susmanto belum lama ini.

Menurut dia, Pemkab Bogor perlu belajar bagaimana cara terbaik dalam pengelolaan sampah.

Baca Juga : Hadiri Kesiapan Penyelenggaraan di Jawa Barat, Pj Bupati Bogor Dukung Suksesi Pemilu 2024

Ia menilai, program bank sampah dan kampung ramah lingkungan yang selama ini berjalan hanya sedikit meminimalisir persoalan. Tapi, bagaimanapun, sebagai daerah yang terus berkembang, pengelolaan sampah dalam skala kabupaten harus dirumuskan.

"Penduduk kita terus bertambah, demikian juga sektor bisnis dan jasa terus berkembang dan semua menambah produksi sampah setiap hari," kata dia pula.

Rudy mengingatkan, Kabupaten Bogor dengan 5,4 juta penduduk tentu saja tak lepas dari persoalan sampah. Apalagi, Kabupaten Bogor bertetangga dengan kota-kota besar dengan pertumbuhan bisnis dan jasa yang cukup tinggi.

"Saya percaya Pemerintah Kabupaten Bogor mencintai daerah ini, dan ingin melakukan yang terbaik untuk daerah yang dicintainya. Karena itu, mari kita pikirkan bagaimana caranya, termasuk soal penanganan sampah yang hingga kini belum ada solusi yang jelas. Kita ingin juga Kabupaten Bogor meraih adipura karena berhasil mengelola sampahnya dengan baik," ujar Rudy.

Sebelumnya, Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memamerkan kesuksesannya dalam mengelola sampah di Kota Solo. 

"Masalah sampah tadi sudah pada dapat bukunya semua belum? Dibuka enggak apa-apa, di dalamnya ada yang saya lakukan dalam 2 tahun terakhir," kata Gibran saat berinteraksi dengan kaum milenial dikutip dari Antara, Rabu, 31 Januari.

Gibran juga memaparkan keberhasilannya dalam menjalankan teknologi pembangkit listrik tenaga sampah. Sampah yang diolah menjadi listrik berasal dari rumah tangga di Kota Solo.

"Dari hulu ke hilir kami kawal semua. Di tingkat RT/RW warga sudah memilah sampah meskipun di TPA-nya ada tempat pemilahan sampah. Akan tetapi, akan lebih cepat lagi prosesnya kalau dari warga sendiri sudah memilah sampahnya," papar Gibran.

Menurut dia, permasalahan lingkungan menjadi perhatianya mulai dari tingkat rumah tangga hingga tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini karena masalah lingkungan merupakan hal yang paling disorot oleh kaum milenial.

"Masalah limbah, masalah transisi menuju energi hijau, makanya kemarin waktu debat cawapres saya ngeluarin pertanyaan greenflation atau carbon capture, carbon storage itu penting sekali,” tandasnya.