JAKARTA, CEKLISSATU – Sebagai upaya kemanusiaan multinasional bersama dalam mengurangi krisis di Gaza, Yordania dengan mitra internasional mengirimkan bantuan makanan dan persediaan lainnya ke warga Gaza.

Dilansir melalui The New York Times, pesawat dari Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan juga Prancis bergabung dalam operasi AirDrop Yordania hari kedua, di sepanjang Pantai Gaza, Selasa (27/2/2024).

Terdapat enam pesawat berjenis C130 termasuk tiga dari Angkatan Udara Kerajaan Yordania, tiga dari Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Prancis.

Masing-masing pesawat menjatuhkan berton-ton paket makanan di sepanjang pantai di Gaza seperti yang dikutip melalui English News.

Baca Juga : Sempat Hilang Kontak Tiga Relawan di RS Indonesia di Gaza Selamat, Kemenlu RI Tunggu Waktu Evakuasi

Kata militer Yordania, hal ini menjadi yang pertama kalinya bagi Mesir menurunkan bantuan ke Gaza sejak awal perang dan juga tampak menjadi yang pertama bagi UEA.

Yordania telah memulai mengirimkan bantuan pada November dan telah menyelesaikan lebih dari selusin misi sejak itu. Sebagian besar untuk memasok kembali rumah sakit lapangannya di Gaza

Setidaknya satu misi AirDrop dilakukan bersama Prancis pada bulan Januari, satu dengan Belanda pada Februari dan satu dengan bantuan yang disediakan oleh Inggris minggu lalu.

Dalam AirDrop sebelumnya, Yordania mengatakan telah mengoordinasikan upayanya dengan otoritas Israel yang bersikeras memeriksa semua bantuan masuk ke Gaza.

Militer Israel mengkonfirmasi bahwa mereka telah menyetujui AirDrop hari Senin.

Pada Senin (26/2) Pesawat Yordania dan Prancis telah lebih dulu menurunkan bantuan makanan siap pakai dan persediaan lainnya di beberapa situs di Gaza

Paket-paket itu diparasutkan di beberapa lokasi disepanjang Pantai, dimana ratusan orang yang sudah menunggu bergegas untuk mengambilnya.

Diketahui, Raja Abdullah II dari Yordania juga turut beroperasi dalam operasi AirDrop menurut kantor berita Petra. 

Dikatakan raja memantau langsung persiapan dan pemuatan sebelum pesawat berangkat dari Pangkalan Udara Raja Abdullah II.

Pesawat Angkatan Udara Prancis yang berpartisipasi dalam AirDrop hari senin bersama tiga pesawat dari mitra Yordanianya itu, telah menjatuhkan lebih dari dua ton persediaan makanan dan kebersihan kata Kementerian Luar Negeri Prancis.

Jumlah itu jauh lebih kecil daripada apa yang dapat dibawa dalam satu truk penuh pasokan dan secara keseluruhan hanya mewakili Sebagian kecil dari apa yang dikatakan PBB, bahwa bantuan dibutuhkan oleh lebih dari dua juta penduduk di Gaza.

Terlepas dari keterbatasan AirDrop, Prancis mengatakan sedang meningkatkan pekerjaanya dengan Yordania

"Situasi kemanusiaan Gaza benar-benar mendesak, dengan meningkatnya jumlah warga sipil yang sekarat karena kelaparan dan penyakit," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.

Dikutip melalui akun X Alaa Fayad, rekaman video di hari Senin menunjukkan sekelompok parasut jatuh ke laut dekat Deir al Balah, sebuah pusat kota di Gaza

Terlihat seorang pria di perahu kecil yang mendayung keluar melalui air yang berombak untuk mengambil bantuan yang ditunggu oleh ratusan orang yang bergegas mendapatkan paket itu.

Alaa Fayad yang merupakan seorang mahasiswa kedokteran hewan merekam kejadian itu dan mempostingnya melalui media sosial yang mengatakan “Sangat menyedihkan melihat orang-orang yang saya kenal dengan baik berlari dan berkerumun untuk mendapatkan bantuan yang hampir tidak cukup," ucapnya.

Ditengah pembatasan bantuan masuk oleh Israel, menurut Ahmed Fouad Alkhatib, seorang analis kebijakan Timur Tengah yang tumbuh di daerah kantong, AirDrop mungkin menjadi salah satu dari sedikit pilihan yang layak tersisa secara cepat untuk mengirimkan makanan ke Gaza Utara.