GUANGZHOU, CEKLISSATUGuangzhou ibu kota Provinsi Guangdong diterjang angin tornado, pada Sabtu (27/4/2024). Akibat kejadian tersebut dilaporkan sebanyak lima orang tewas, dan puluhan orang lainnya luka-luka.

Terkait hal ini, Biro Meteorologi Provinsi Guangdong dalam pernyataan resminya menyampaikan bahwa telah membentuk tim ahli guna melakukan penyelidikan bencana di lokasi.

Kemudian melakukan penyeleidikan awal terhadap lebih dari 1,7 kilometer jalur dampak tornado, dengan lebar dampak maksimum sekitar 280 meter.

Dilaporkan tornado tersebut berpusat di distrik Baiyun di kota itu sekitar pukul 15.30 pada hari Sabtu. Bencana tornado menyebabkan lima orang tewas dan 33 lainnya luka-luka.

Baca Juga : Angin Kencang di Rancaekek Bandung, BRIN: Bukan Puting Beliung, Tapi Badai Tornado Pertama di Indonesia

Ada 141 pabrik dan rumah tempat tinggal hancur atau rusak akibat bencana tersebut, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh distrik Baiyun di Guangzhou.

Tornado tersebut, disertai hujan lebat, hujan es, guntur dan kilat, juga menyebabkan pemadaman listrik di kota-kota Zhongluotan dan Taihe di distrik tersebut.

Bencana berdampak pada banyak pengguna listrik setempat. Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa tornado tahun ini muncul ketika aliran udara hangat dan lembab dari barat daya Laut Cina Selatan.

"Guangzhou berada dalam kondisi suhu dan kelembapan tinggi yang tidak stabil," sebut pernyataan itu.

"Aliran udara hangat dan lembab di dekat permukaan terus meningkat di kota tersebut dan beberapa stasiun pengamatan meteorologi mencatat kelembapan absolut yang sangat tinggi pada Sabtu pagi," tulis pernyataan resmi.

Sementara itu, garis konvergensi skala meso di darat dan lintasan fluktuasi ketinggian berperan sebagai kondisi pemicu, memicu arus naik yang kuat dan menyebabkan badai induk tornado berkembang dengan kuat.

Biro tersebut telah memperingatkan cuaca ekstrem di Guangzhou akan terus berlanjut dalam 48 jam ke depan.

Dan mendesak departemen terkait untuk menerapkan langkah-langkah konkrit dan efektif untuk mengatasi kemungkinan bencana alam.