CIANJUR, CEKLISSATU - Pasca kenaikan  BBM harga daging ayam di Pasar Muka, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur  mencapai Rp.34 ribu perkilogram dari harga normal Rp.30 ribu perkilogram, Senin 19 September 2022.

Padahal harga daging ayam di tingkat Peternak mengalami penurunan dari Rp. 21 ribu kini menjadi Rp. 18.500 per ekor dan mengakibatkan para peternak ayam pedaging mengalami kerugian hingga 10 sampa 15 persen.

Wisnu Sutomo pemilik peternakan mandiri ayam pedaging di Kampung Sodong RT 04 RW 04, Desa Suka Mulya, Kecamatan Cikalong Kulon, Cianjur Jawa Barat, mengatakan menurunnya penjualan harga ayam pedaging ini disebabkan  musim panen serempak di semua peternakan ayam pedaging. 

"Hari ini  saya jual Rp.18.500 sampai Rp 19 ribu per ekor, kemarin kita kuat Rp 19 ribu. Sekarang ini  trennya turun ya. Mungkin karena ketersediaan karena perusahaan peternakan semua lagi panen," ujarnya. 

Wisnu melanjutkan masih tingginya harga daging ayam di pasar dikarenakan pengaruh harga BBM, karena biaya pengangkutan dari peternakan ke distributor sangat tinggi. Namun Wisnu mengungkapkan dengan kondisi seperti ini para peternak ayam pedaging mengalami kerugian. 

"Kalau mahal di pasar karena jalur pengangkutan ya dari kandang ke lapak itu tinggi dan penyebab dominannya ya naiknya harga BBM. Kondisi saat ini ya kami rugi ya 10 sampai 15 persen," ungkapnya.

Sementara itu salah seorang pedagang ayam pedaging di Pasar Muka, Kecamatan Cianjur Kota Indri Ismail Saleh (28) menuturkan harga daging ayam  Rp 34 ribu perkilogram sudah mengalami penurunan, sebelumnya Rp.35 sampai Rp 36 ribu perkilogram. Namun kata Indri masih diatas harga normal Rp.30 ribu perkilogramnya.

"Kalau sekarang turun pak dari Rp 36 terus Rp.35 seminggu setelah BBM naik  dan sekarang Rp. 34 ribu, biasanya gitu pak kalau harga daging ayam naiknya tidak nentu,"paparnya.

Indri juga menjelaskan untuk stok daging ayam saat ini cukup banyak ditingkat distributor. Namun daya beli masyarakat cendrung menurun.
" Kalau stok sih banyak ya tapi yang beli menurun ," tutupnya.