BOGOR, CEKLISSATU - Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu desa adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan guna meningkatkan kualitas dari masyarakat di desa itu sendiri. Menyadari hal ini, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda dari Kelompok 3 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Desa Tugu Selatan mendorong pemberdayaan SDM Desa Tugu Selatan dengan menggelar Sosialisasi Bank Sampah dan Pencegahan Kebakaran pada Sabtu (3/8/2024) di PAUD Flamboyan, Kampung Baru Karamat. 

Ketua Kelompok KKN Desa Tugu Selatan, Ahmad Royani, menyampaikan terima kasihnya atas kehadiran warga serta menjelaskan tujuan dari adanya penyelenggaraan sosialisasi ini. 

"Program kerja ini kami tujukan untuk mengedukasi masyarakat tentang cara pengolahan sampah yang benar dan tindakan yang harus dilakukan saat terjadinya kebakaran," ucapnya. 

Program Bank Sampah yang diusung oleh Duvi Pratama dilaksanakan untuk mengedukasi warga tentang pemilahan sampah yang benar. Ia menjelaskan bahwa penting untuk memilah sampah sesuai jenisnya agar mampu memudahkan proses pendauran ulang. 

Baca Juga : APBD 2024 Masih Defisit Rp321,52 Miliar, Rudy Susmanto Minta Pemkab  Bogor Naikkan Target Pendapatan

"Sampah organik ini itu sampah bekas sisa rumah tangga, ibu-ibu. Seperti bekas makanan, sayur dan tulang belulang, limbah rumah tangga. Sementara yang anorganik sendiri ada plastik, botol air mineral, kotak boks, dan lain-lain lagi," katanya. 

Pencegahan kebakaran dipaparkan oleh M. Renaldi, penanggung jawab kegiatan sekaligus anggota Pemadam Kebakaran (Damkar) Sektor Ciawi. Ia menjelaskan secara runut penyebab kebakaran dan langkah yang harus dilakukan saat terjadinya kebakaran

"Di rumah bapak ibu ini banyak sekali barang yang mudah terbakar. Kain, tekstil, gas, listrik. Dan kebakaran itu memang paling biasanya terjadi saat di dalam rumah adalah jenis kebakaran yang paling serong terjadi," jelasnya. 

Selain itu, dalam bahasannya, Renaldi juga memperlihatkan langsung tindakan yang diambil untuk mencegah dan saat menangani terjadinya kebakaran di dalam rumah. Hal ini tentunya mengundang reaksi besar nan antusias warga saat melihat kobaran api yang besar mampu dipadamkan dengan mengikuti langkah-langkah benar yang telah diinstrusikan. 

Ibu Tri, salah satu warga setempat memberikan tanggapan positif mengenai kedua kegiatan tersebut dan mengaku. 

"Saya jadi tahu cara-cara yang benar untuk menangani kebocoran gas, apalagi saya di rumah masak mulu. Kan sering, ya, ibu-ibu kalo di rumah lagi masak suka ada gas bocor 'cssss...' gitu," ujarnya.