JAKARTA, CEKLISSATU - Dunia sepakbola kembali tercoreng dengan aksi rasisme. Kali ini giliran penjaga gawang AC Milan yakni Mike Maignan yang menjadi korban tindakan tidak terpuji dari suporter Udinese, ketika timnya bertandang ke Bluenergy Stadium pada pekan ke-21 Liga Italia, Minggu (21/1/2024) dini hari WIB.

Pasalnya, dalam laga tersebut pada saat AC Milan unggul 1-0 lewat gol Ruben Loftus-Cheek di menit ke-31. Suporter Udinese melontarkan teriakan-teriakan bernada rasisme terus-menerus kepada kiper berkebangsaan Perancis itu.

Sontak saja, aksi tidak fair tersebut membuat Mike Maignan meradang dengan meninggalkan lapangan pertandingan sembari menjelaskan kepada wasit atas hinaan yang didapatnya dari tribun penonton di belakang gawangnya. Sang wasit, Fabio Maresca pun menghentikan laga, sesuai dengan protokol anti-rasisme. Lalu, peringatan bahwa pertandingan bakal dibatalkan secara permanen jika mereka tetap seperti itu pun diumumkan di stadion.

Baca Juga : Padukan Aspek Kesehatan dan Ekonomi, Kevin Alfendo Attros Gelar Senam Sehat dan Bazzar UMKM 

Maignan pun mengungkapkan, bahwa dirinya mendengar suara monyet dari bangku penonton berulang kali sejak pertama kali melakukan tendangan gawang. Dia sempat diam, tetapi akhirnya dia marah karena kejadian seperti ini bukan hanya sekali terjadi.

“Yang terjadi di babak pertama adalah pada tendangan gawang pertama saya mendengar suara monyet, saya tidak berkata apa-apa. Kali kedua saya mengambil bola, saya mendengarnya lagi. Saya memberi tahu ofisial keempat dan bangku cadangan saya apa yang terjadi,” kata Maignan dilansir dari Football Italia, MInggu (21/1/2024).

“Saya katakan, kami tidak bisa bermain sepak bola seperti ini. Ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi. Kita harus mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan salah. Ini bukan keseluruhan penonton, sebagian besar penggemar ingin menyemangati tim mereka dan mencemooh Anda, itu normal, tapi bukan seperti ini,” tambahnya.

Mantan penjaga gawang RC Lens itu pun menuntut para pelaku rasisme dihukum dengan hukuman yang sangat berat agar membuat mereka jera. Pasalnya, dia menilai himbauan adalah sesuatu yang sia-sia untuk dilakukan.

“Saya tidak bisa bertemu siapapun saat ini. Mereka harus mendapat sanksi yang sangat keras, karena berbicara tidak lagi menghasilkan apa-apa,” jelas kiper berusia 28 tahun itu.

“Kami para pemain hanya bisa bereaksi seperti ini, mengatakan apa yang terjadi di lapangan. Yang perlu mengambil tindakan tegas adalah para penegak hukum, karena mereka selalu mengevaluasi perkataan kami setelah pertandingan dan kemudian tidak terjadi apa-apa,” imbuhnya.

Maignan mengaku sudah benar-benar marah atas kejadian rasis yang menimpanya karena hal seperti itu sudah terjadi berulang kali. Oleh karena itu, dia memilih untuk meninggalkan lapangan begitu fans Udinese semakin liar menghinanya.

Namun, pada akhirnya, Maignan memutuskan untuk kembali bermain karena tak mau meninggalkan rekan-rekan setimnya begitu saja. Sosok Penasihat Senior AC Milan yang juga mantan rekan setimnya, Zlatan Ibrahimovic, lah yang membujuknya untuk tampil lagi.

“Saya marah, karena ini bukan kali pertama terjadi. Saya tidak ingin bermain, tapi kami adalah keluarga dan saya tidak bisa meninggalkan rekan satu tim saya seperti itu,” ungkapnya.

“Ibrahimovic mengatakan kepada saya untuk tetap kuat secara mental, bahwa respons terbaik adalah memenangkan pertandingan ini,” pungkasnya.

Pada akhirnya, setelah laga dilanjutkan Udinese berhasil berbalik unggul 2-1 masing-masing lewat gol Lazar Samardzic (42’) dan Florian Thauvin (62’). Namun, Milan berhasil menutup laga dengan kemenangan 3-2 setelah melakukan comeback di menit-menit akhir via gol Luka Jovic (83’) dan Noah Okafor (90+3).

Udinese sendiri sebenarnya merupakan tim yang punya banyak pemain berkulit hitam. Mereka pun menunjukkan dukungan kepada Maignan begitu dia kembali masuk ke lapangan untuk melanjutkan pertandingan setelah terhenti selama lebih dari lima menit.