BOGOR, CEKLISSATU - Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) SDMPE dan Komite Kabupaten Bogor Ekonomi Kreatif (Kabekraf) kembangkan potensi Ekraf di Kabupaten Bogor melalui pelatihan dan sosialisasi Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bogor pada Rabu-Jumat (1-3/11/2023) di Hotel Cahaya Village. 


Kadisbudpar Deni Humaedi menyampaikan bahwa pelatihan dan sosialisasi potensi pengembangan Ekraf hingga ke titik kecamatan untuk menemukan dan mengembangan potensi Ekraf di Kabupaten Bogor. Hal ini dilakukan sebagai implementasi dari Peraturan Bupati Bogor Nomor 38 tahun 2021 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bogor.


"Kabupaten Bogor itu kan ada 40 Kecamatan, pasti ada banyak potensi dan kami ingin bersama-sama berkembang. Semoga Ekraf bisa tersampaikan dengan baik ke seluruh pelaku ekraf di setiap kecamatan-kecamatan. Ekrafnya meningkat, tentunya akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor.," katanya saat membuka acara. 

Baca Juga : ICCN Perkuat UMKM Ekraf Kota Banjarmasin Melalui Indonesia Creative Cities Festival 2023


Dalam kesempatan yang sama, Kabid Ekraf dan SDMPE Disbudpar Kabupaten Bogor Titi Sugiarti menambahkan bahwa dalam kegiatan ini Disbudpar bekerja sama dengan Kabekraf. Kabid Ekraf SDMPE Titi Sugiarti juga menyampaikan terima kasih kepada perwakilan Pihak Kecamatan dan Pelaku Ekraf dari setiap kecamatan yang hadir.

"Alhamdulillah sudah tiga tahun ini pengembangan Ekraf berjalan dengan baik. Kami bersama Kabekraf sudah melakukan pendataan, kurasional setiap tahun dan meningkatkan transaksi ekraf melalui kerja sama dengan berbagai mitra seperti Ikea, Inacraft dan expo-expo lainnya," jelasnya. 

Mewakili Kabekraf, Wakil Direktur Kabekraf yang juga Dosen Sains Komunikasi FISIP Universitas Djuanda (Unida) yang hadir sebagai Narasumber menyampaikan bahwa Ekraf merupakan barang lama ilmu baru. Mengapa demikian, karena sebenarnya praktik-praktik Ekraf sudah berjalan sejak dahulu kala dan secara defisi, keilmuan hingga formulasi pengembangan baru progres beberapa tahun terakhir. 


"Ekraf ini sektor usaha yang digadang-gadang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia karena tidak mengeksplorasi alam dan lingkungan namun mengeksplorasi ide. Dan saat ini, potensi ekraf Kabupaten Bogor sangat luar biasa, tidak hanya kuliner, kriya dam fesyen, namun potensi Ekraf Kabupaten Bogor juga memiliki kekuatan di subsektor lain seperti musik, desain komunikasi visual hingga seni rupa," ungkapnya. 

Sementara, Perwakilan Panitia Kurasional Ekraf Kabupaten Bogor yang juga Art Director Up.It Project M. Luthfi Nurseptian menyampaikan bahwa setiap tahun Disbudpar bersama Kabekraf selalu melakukan kurasional. Kurasional yang dilakukan setiap tahun ini didapatkan dari database pendataan di pranala bit.ly/DaftarKabekraf yang selalu dihimpun setiap waktu. 

"Pendataan ini sangat penting karena dari data ini Tim Kurator yang ditunjuk akan jadi tahu produk, jasa dan juga komunitas Ekraf di Kabupaten Bogor. Variabel Kurasional ini berdasarkan tema, keunggulan produk dan jasa, legalitas dan poin-poin lainnya yang sudah dibuat sebelumnya. Dan yang paling penting, Ekraf harus create atau membuat sendiri," ungkapnya. 

Mewakili Bidang Pengembangan Bisnis, SDM dan SDA Kabekraf yang juga CEO Tiga Ruas Creative Andre Rudiyanto Wiguna menyampaikan bahwa setelah data kurasional diexpose, Disbudpar akan memfasilitasi kegiatan pengembangan melalui pelatihan dan bimtek. Di ranah Ekraf sendiri, Kabekraf telah merencanakan kegiatan inkubasi bisnis hingga mempertemukan pelaku ekraf dengan investor. 


"Ada beberapa upaya pengembangan yang direncanakan dari mulai membuat festival, temu bisnis hingga residensi seni. Kami juga terus membangun jejaring dengan Forum dan Komite yang ada di Jawa Barat hingga nasional. Di Kabupaten Bogor sendiri, kami tengah dan terus menjalin hubungan baik dengan ruang dan simpul-simpul kolektif yang ada di Kabupaten Bogor," jelasnya. 

Mewakili peserta, Owner Kopi Patani dari Kecamatan Leuwiliang Betty Nurbaety menyampaikan kesan baiknya dalam mengikuti kegiatan ini. Dirinya yang merasa baru pertama kali mengikuti kegiatan sosialisasi ekraf merasa bahwa kegiatan ini yang paling ditunggu-tunggu. 


"Ini kali pertama mengikuti pelatihan atau FGD dengan dinas di luar Diskopukm dan Disindag. Dan ini memang yg selama ini saya tunggu. Merapat dengan Disbudpar Kabupaten Bogor. Karena saya merasa produk yang saya produksi adalah juga bagian dari ekraf yakni kuliner. Materi-materi membuka wawasan lebih memotivasi, menambah pemahaman apa itu ekraf, seperti apa ekraf dan bagaimana memaknai ekraf itu sendiri. Semoga Disbudpar dan Kabekraf bisa terus sukses, berkembang dan lebih bermanfaat bagi para Pelaku Ekraf Kabupaten Bogor," ungkapnya.