BOGOR, CEKLISSATU - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, memberikan 3 hal prioritas dalam pembangunan di Kecamatan Bogor Tengah. Tiga fokus utama itu antara lain untuk mengatasi titik bencana, menata pusat kota, dan revitalisasi Alun-alun.

Bima Arya mengatakan, untuk penanggulangan bencana menjadi hal yang paling penting seperti  pembangunan tembok penahan tanah (TPT)  agar warga tidak terdampak secara permanen.

"Nomor satu titik bencana harus diprioritaskan seperti penambahan pembangunan TPT, normalisasi saluran dan lain sebagainya saya minta di Bogor Tengah ini. Jangan sampai di pusat kota tapi warganya terdampak secara permanen," ucap Bima Arya usai menghadiri Musrenbang Kecamatan Bogor Tengah pada Senin, 29 Januari 2024.

Baca Juga : Disidak Komisi III DPRD, Progres Pembangunan Pasar Jambu Dua Capai 82 Persen

Kemudian, lanjut Bima, penataan Bogor Plaza, Pasar Bogor, dan Pasar Kebon Kembang yang selama ini mengalami kesemrawutan. 

Untuk itu, dirinya meminta kecamatan Bogor Tengah untuk melakukan koordinasi yang rapih, termasuk tahapan penataan dan relokasi.

"Plaza Bogor siap memulai revitalisasi, dengan rencana pindah ke Jambu Dua dan Sukasari. Jadi Jambu Dua dan Sukasari kan sudah mau selesai di bulan Maret, nanti akan pindah kesana jadi (Plaza Bogor dan Pasar Bogor) bisa dibongkar," ungkapnya.

Bima menyebut bahwa ini adalah momentum penting untuk relokasi Pasar Bogor, yang diharapkan dapat mengurangi kesemrawutan di Bogor Tengah.

"Itu momentum yang paling harus dijaga untuk relokasi Pasar Bogor, karena itu mengurangi secara signifikan kesemrawutan, kemacetan, kekotoran di Bogor Tengah," ujarnya. 

Dalam mengatasi permasalahan Alun-alun, Bima menyoroti dua aspek. Pertama, kerjasama erat dengan warga untuk pengawasan kebersihan dan sampah. 

"Alun-alun konsepnya satu ada sistem disitu, saya kira harus bekerjasama dengan warga. Jadi saya minta betul-betul bekerjasama dengan warga untuk penertiban disana terkait pengawasan kebersihan dan sampah," tegasnya.

Selain itu, dikatakan Bima pengaturan kuliner agar tidak mengundang pedagang ke dalam Alun-alun, meminimalisir parkir liar, dan permasalahan lainnya.

"Kulinernya harus diatur karena yang menjadi kusut adalah warga yang mengundang pedagang masuk ke dalam Alun-alun, parkir dan yang lain-lain," ungkapnya

Sementara, Camat Bogor Tengah, Theofilo Patrocinio Freitas menyampaikan bahwa pihaknya mendapat instruksi untuk melakukan tindak lanjut cepat terkait penanganan bencana

"Tadi titipan dari pak wali terkait dengan wilayah yaitu prioritas-prioritas penanganan untuk lokasi lokasi bencana," imbuhnya.

Untuk penataan pusat kota, kata Theo  dirinya diarahkan untuk segera membentuk rapat dengan SKPD  guna mengambil langkah-langkah konkret dalam penataan PKL di Nyi Raja Permas dan Alun-alun.

"Arahan pak wali tadi secepatnya kita tindaklanjuti dengan membentuk ataupun rapat dengan SKPD lainnya seperti, Pol PP, Dishub, Dikukmdagin dan Perumda Pasar Pakuan Jaya agara kita mengambil langkah untuk penataan PKL di Nyi Raja Permas maupun Alun-alun," katanya.