BOGOR, CEKLISSATU - Isu rotasi mutasi jabatan atau reshuffle di Kabupaten Bogor pasca dilantiknya Iwan Setiawan menjadi Bupati Bogor definitif, kian keras.

Pengamat kebijakan publik, Yusfitriadi bahkan mengatakan, bahwa Iwan sangat berpotensi untuk menyalahgunakan kekuasaannya (abuse of power) pasca jadi Bupati Bogor menggantikan posisi Ade Yasin.

Menurutnya, hasrat politik Iwan begitu besar untuk mempertahankan kekuasaan politiknya. Bahkan itu terlihat sejak dirinya masih menjadi Plt Bupati Bogor.

"Jabatan definitif Bupati iwan setiawan tersebut saya melihatnya lebih pada orientasi penataan support system untuk kepentingan orientasi politik dia sendiri terlebih dalam konteks kepartaian karena dia ketua DPC Gerindra Kabupaten Bogor," kata Yus kepada wartawan, Selasa 4 September 2023.

Baca Juga : Tak Perlu Izin Mendagri, Iwan Punya Power Penuh Lakukan Reshuffle

Jika reshuffle dilakukan, Yus bisa memastikan bahwa Iwan tengah berencana untuk mempertahankan "kerajaan" politiknya. Setidaknya menempatkan orang-orang dekatnya di dalam lingkaran Pemkab Bogor meskipun nanti dia tak lagi menjabat.

Namun Yus menilai akan ada dampak cukup buruk jika Iwan memaksakan untuk melakukan reshuffle di sisa masa jabatannya yang tak lebih dari empat bulan ini.

Dampak paling buruk, kata dia, adalah penyalahgunaan kekuasaan yang sama yang bisa dilakukan oleh pejabat eselon dua yang ditunjuk Iwan dari hasil reshuffle tersebut.

"Karena bagi saya yang namanya reshuffle atau mutasi harus ada proses tahapan baik administratif maupun substantif. Jika tahapan ini digunakan, maka keburu habis masa jabatan bupati tersebut. Namun jika reshuffle dan mutasi tanpa ada sebuah proses, termasuk proses evaluasi, maka sudah bisa dipastikan untuk kepentingan politik. Dan dampak buruknya penyalahgunaan kekuasaan," tegas Yus.